11512DD0
IQPlus, (5/10) - Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Rully Nuryanto mengajak pelaku usaha batik masuk ekosistem digital dan menyesuaikan permintaan pasar baik dari sisi produksi maupun pemasaran.
"Pandemi COVID-19 juga membuka peluang bagi perekonomian terus tumbuh di Indonesia. Para pelaku industri batik harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan perkembangan sarana informasi dan teknologi," katanya pada kegiatan Pekan Batik Nasional 2022 di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu.
Menurut dia, saat ini sudah 19,5 juta pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau 34 persen dari jumlah total UMKM yang masuk ke dalam sistem "electronic commerce".
Transaksi ekonomi digital ini, kata dia, diperkirakan bisa mencapai Rp1.700 triliun pada 2025 sehingga menjadi potensi besar dan peluang bagi perajin dan pedagang batik untuk meningkatkan produksi dan omset penjualan.
Dikatakan, industri batik menjadi bagian dari industri tekstil dan pakaian jadi yang terus didorong untuk bertransformasi baik dari sisi produksi maupun pemasaran.
Kerajinan batik, lanjut dia, sudah menjadi salah satu identitas budaya Bangsa Indonesia dan mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya tak benda milik dunia pada bidang "Intangible Cultural Heritage".
Rully Nuryanto mengapresiasi pelaksanaan Pekan Batik Nasional 2022 di Kota Pekalongan yang bisa dijadikan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, upaya perlindungan, dan pengembangan batik Indonesia sekaligus meningkatkan kecintaan pada produk dalam negeri. (end/ant)