12830786
IQPlus, (9/5) - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) melanjutkan tren positif di tahun 2024 yang berlanjut dengan membukukan penjualan per 31 Maret 2025 senilai Rp32,48 miliar atau tumbuh 12,43 persen dibandingkan performa di periode sama tahun 2024 sebesar Rp28,89 miliar. Berdasarkan data laporan keuangan SBMA, dalam 3 bulan awal ini perseroan membukukan penjualan oxygen Rp8,71 miliar naik 32,84 persen dari Rp6,56 miliar, Acetylene menyumbang Rp8,15 miliar atau turun 6,21 persen dari Rp8,69 miliar, penjualan Argon turun 29 persen jadi Rp4,12 miliar dari Rp5,81 miliar.
Selanjutnya penjualan Nitrogen juga koreksi tipis 3,85 persen jadi Rp2,48 miliar dari Rp2,58 miliar, penjualan Karbon Dioksida naik 44,34 persen jadi Rp1,90 miliar dari Rp1,31 miliar. Menariknya adalah, perseroan berhasil melakukan diversifikasi produk ke gas campuran yang pada periode ini terlihat mengalami pesanan yang naik signifikan hingga 96,58 persen jadi Rp5,88 miliar dari tahun sebelumnya Pp2,99 miliar. Dengan kinerja yang apik, SBMA di kuartal I-2025 membukukan laba kotor yang naik 11,24 persen jadi Rp15,05 miliar dari Rp13,35 miliar. Sehingga laba neto tahun berjalan SBMA per 31 Maret 2025 adalah Rp1,97 miliar.
Pada sisi neraca, perseroan berhasil menurunkan liabilitas 3,72 persen jadi Rp59,76 miliar dari Rp62,07 miliar. Sedangkan ekuitas naik 0,87 persen jadi Rp229,87 miliar dari Rp227,89 miliar. Sehingga total aset secara keseluruhan jadi Rp289,64 miliar.
Direktur Utama SBMA, Rini Dwiyanti mengatakan, performa awal tahun ini merupakan cerminan hasil dari ekspansi bisnis yang dilakukan oleh perseroan di tahun lalu, untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengatasi keterbatasan ruang penyimpanan, perusahaan membangun stasiun pengisian Argon dan Karbon Dioksida yang terpisah. Sebelumnya, fasilitas pengisian Argon dan Karbon Dioksida berada di lokasi yang sama dengan stasiun pengisian Oksigen dan Nitrogen, menyebabkan kepadatan dan hambatan operasional.
Teranyar pada April lalu, SBMA baru saja menambah 1000 tabung acetylene dan 960 tabung oksigen dengan total investasi Rp1,7 miliar. Pembelian ini sebagai salah satu strategi nyata perseroan untuk meningkatkan distribusi untuk menjangkau konsumen yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan pendapatan kedepannya per bulan berkisar Rp800 juta hingga Rp1 miliar, ujar Rini dalam keterangannya, Jumat 9 Mei 2025.
Stasiun pengisian baru ini memiliki kapasitas produksi dan penyimpanan yang lebih besar, sehingga proses produksi menjadi lebih efisien dan lancar, meminimalisir waktu tunggu dan hambatan operasional. "Dari segi keuangan, Perseroan menunjukkan pertumbuhan yang positif, didukung oleh peningkatan pendapatan," kata Rini.
Rini sangat optimis prospek usaha Perseroan tetap positif, seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur, khususnya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Pembangunan tersebut mendorong pertumbuhan sektor industri yang berkontribusi langsung terhadap meningkatnya permintaan gas industri. Dengan adanya ekspansi proyek-proyek strategis, baik di sektor manufaktur, konstruksi, maupun energi, Perseroan memiliki peluang untuk memperluas pangsa pasar serta meningkatkan volume penjualan secara berkelanjutan.
Pada tahun 2025, perseroan menatap peluang pertumbuhan yang signifikan. Hal ini didukung oleh strategi ekspansi bisnis, inovasi produk, dan penguatan layanan yang terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing di industri. Dengan kondisi pasar yang terus berkembang, Perseroan optimis dapat memanfaatkan peluang yang ada guna memperluas jangkauan bisnis dan meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan.
Target utama yang ingin dicapai Perseroan pada tahun 2025 meliputi peningkatan pangsa pasar, ekspansi layanan, serta optimalisasi kinerja keuangan dan operasional. Dengan memperluas cakupan bisnis dan menghadirkan layanan yang lebih beragam, Perseroan berupaya untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pendapatan. Selain itu, optimalisasi dalam pengelolaan keuangan dan operasional akan memastikan bahwa perusahaan tetap berada dalam kondisi yang sehat dan berdaya saing tinggi.
Selain itu, komitmen pemerintah dalam pengembangan kawasan industri dan hilirisasi sumber daya juga menjadi faktor pendukung bagi pertumbuhan sektor gas industri dalam jangka panjang. Untuk menangkap peluang pertumbuhan ini, Perseroan perlu memperkuat strategi pemasaran serta mengoptimalkan efisiensi dalam rantai distribusi agar dapat menjangkau pasar dengan lebih efektif dan kompetitif.
"Peningkatan efisiensi operasional, inovasi dalam layanan, serta pemanfaatan teknologi dalam sistem distribusi akan menjadi faktor kunci dalam memastikan daya saing Perseroan di tengah dinamika industri," ujar Rini.
Menatap tahun 2025 dan seterusnya, Perseroan siap untuk terus bertumbuh dan berekspansi ke segmen pasar baru, termasuk sektor galangan kapal atau pelabuhan dan medis, sambil tetap memperkuat kehadiran di pasar utama seperti pertambangan, minyak & gas, konstruksi, dan fabrikasi. Diversifikasi strategis ini, didukung oleh inovasi dan kemitraan pelanggan yang berkelanjutan, menempatkan Perseroan dalam posisi yang kuat sebagai penyedia solusi gas industri terkemuka di Indonesia. Dengan fondasi yang kokoh dan strategi yang terarah, Perseroan optimis untuk terus menjadi penggerak pertumbuhan industri dan perekonomian nasional. (end)