22752937
IQPlus, (15/8) - Lenovo Group melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, memperkuat harapan pemulihan industri komputasi secara bertahap yang didorong oleh belanja kecerdasan buatan (AI) global.
Laba bersih tumbuh 38 persen menjadi US$243 juta dalam tiga bulan yang berakhir Juni, kata Lenovo dalam pengajuannya pada Kamis. Bandingkan dengan perkiraan rata-rata sebesar US$231 juta. Pendapatan naik 20 persen menjadi US$15,4 miliar.
Hasilnya mencerminkan bagaimana meningkatnya permintaan akan server yang penting dalam pengembangan AI mengangkat pasar perangkat keras komputasi dari kemerosotan pasca-Covid. Mulai dari Amazon.com hingga Google dan Baidu, perusahaan-perusahaan teknologi besar meningkatkan belanja pusat data dengan cepat, bersiap menghadapi lonjakan layanan AI.
Lenovo memperluas keunggulannya atas HP dan Dell Technologies dengan 14,7 juta unit dikirimkan selama kuartal Juni, menurut perusahaan riset IDC. Namun saham perusahaan Tiongkok tersebut tertinggal dibandingkan para pesaingnya tahun ini, sebagian karena kekhawatiran terhadap ekonomi nomor dua di dunia dan paparan terhadap ketegangan geopolitik.
CEO Yang Yuanqing bertaruh pada perangkat bertenaga AI untuk meningkatkan bisnis globalnya di tahun-tahun mendatang, meskipun pasar tersebut masih belum teruji.
"Permintaan PC yang terkait dengan AI mungkin baru akan muncul pada tahun 2025, dan masih ada pertanyaan tentang keberlanjutan pasar tersebut," tulis analis Bloomberg Intelligence Cecilia Chan dan Steven Tseng dalam sebuah memo menjelang hasil penelitian tersebut.
Risiko geopolitik, termasuk kemungkinan tarif PC baru atau pembatasan ekspor chip oleh regulator AS atau Eropa, masih menjadi tanda tanya bagi perusahaan berusia 40 tahun ini. Pemerintahan Biden telah menerapkan serangkaian pembatasan ekspor teknologi dan prosesor pembuatan chip canggih ke Tiongkok, termasuk chip pelatihan AI kelas atas dari Nvidia. Lenovo sejauh ini merupakan server terlaris di negara ini. (end/Bloomberg)