LONJAKAN INFLASI ZONA EURO TEMBUS REKOR TERTINGGI BARU 10% DI SEPTEMBER

  • Info Pasar & Berita
  • 06 Okt 2022

1160BBFA

IQPlus, (6/10) - Data Eurostat menunjukkan tingkat inflasi zona euro mencapai rekor tertinggi baru di level 10 persen pada September. Angka itu naik dibandingkan dengan posisi 9,1 persen pada Agustus dan di atas proyeksi konsensus di 9,7 persen.

Mengutip CNBC International, Kamis, 6 Oktober 2022, angka tersebut juga menunjukkan kenaikan harga meluas dari harga makanan, dan energi yang bergejolak ke hampir semua segmen ekonomi 19 anggota blok. Harga energi naik 40,8 persen yoy, naik dari 38,6 persen pada Agustus, diikuti makanan, alkohol, dan tembakau 11,8 persen, naik dari 10,6 persen bulan lalu.

Sedangkan inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 4,8 persen pada tahun ini atau naik dari 4,3 persen pada Agustus. Para ekonom secara luas memperkirakan situasi akan memburuk sebelum menjadi lebih baik.

Angka yang dirilis itu bakal memberikan lebih banyak tekanan pada bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) untuk menaikkan suku bunga secara agresif pada pertemuan Oktober. Kondisi itu juga mempunyai risiko karena meningkatkan kemungkinan resesi yang lebih lama dan lebih dalam di seluruh zona euro.

Ketika inflasi utama mungkin mencapai puncaknya, Kepala Strategi Global Principal Global Investors Seema Shah mengatakan, situasi benua itu tetap sangat memprihatinkan. "Inflasi inti sedang membangun momentum dan kemungkinan akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," katanya.

Pengangguran zona euro mencapai 6,6 persen pada Agustus, tidak berubah dari Juli dan menunjukkan bukti bahwa pasar tenaga kerja tetap tangguh meskipun resesi yang akan datang dan krisis energi melanda benua itu.

"Dengan pasar tenaga kerja yang masih ketat dan inflasi secara bertahap menjadi lebih mengakar di ekonomi kawasan euro, angka ini hanya akan mendorong ECB untuk fokus pada inflasi dan memberi mereka lampu hijau untuk memperkenalkan kenaikan suku bunga kebijakan yang cukup besar," tuturnya.

"Area euro menghadapi dilema yang sangat sulit. Tidak hanya menahan inflasi sebagian besar di luar jangkauan ECB karena fondasi sisi penawarannya, tetapi menaikkan suku bunga hanya akan memperdalam kelemahan ekonomi akut yang mulai melanda kawasan ini," pungkasnya. (end/ba)


Kembali ke Blog