11244463

IQPlus, (23/4) - Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI) sebaiknya mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) 5,75 persen pada April 2025.

Ia mengatakan bahwa meskipun tingkat inflasi masih terjaga setelah berakhirnya diskon tarif listrik 50 persen pada Maret 2025, perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan terkait nilai tukar rupiah.

"Mempertimbangkan mandat utama untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar, BI saat ini dihadapkan pada tekanan besar di sisi nilai tukar," ujar Teuku Riefky di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan bahwa tekanan terhadap rupiah diprediksi masih akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang seiring berlanjutnya ketidakpastian global yang dipicu tensi perang dagang.

Riefky menuturkan bahwa agresifnya eskalasi tit-for-tat, atau strategi saling membalas, antara Amerika Serikat dan China dalam penentuan tarif impor antara kedua negara, semakin memperburuk ketidakpastian global.

Ia mengungkapkan bahwa akibat perekonomian global yang tidak stabil tersebut, dalam 30 hari terakhir akumulasi arus modal keluar dari Indonesia mencapai 1,99 miliar dolar AS (Rp33,55 triliun, kurs 1 dolar = Rp16.861 pada Rabu pagi) dan nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga 2,59 persen. (end/ant)