18956609

IQPlus, (9/7) - Malaysia menurunkan suku bunga acuannya untuk pertama kalinya dalam lima tahun, setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif yang mengancam negara Asia Tenggara itu menjadi 25 persen.

Bank Negara Malaysia (BNM) memangkas suku bunga kebijakan semalam (OPR) sebesar 25 basis poin menjadi 2,75 persen pada hari Rabu (9 Juli), pelonggaran pertama sejak Juli 2020. Sekitar 13 dari 23 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News memperkirakan adanya pemangkasan, sedikit peningkatan dari hari Senin, sementara sisanya memperkirakan tidak ada perubahan.

"Keseimbangan risiko terhadap prospek pertumbuhan tetap condong ke sisi negatif, terutama berasal dari perdagangan global yang lebih lambat, sentimen yang lebih lemah, serta produksi komoditas yang lebih rendah dari yang diharapkan,. kata BNM dalam sebuah pernyataan. .Oleh karena itu, pengurangan OPR merupakan tindakan pencegahan yang bertujuan untuk mempertahankan jalur pertumbuhan Malaysia yang stabil di tengah prospek inflasi yang moderat".

Pemangkasan tersebut menandai perubahan pertama dalam kebijakan moneter sejak Mei 2023, ketika Malaysia mengakhiri siklus kenaikan suku bunga selama 12 bulan. Pemangkasan tersebut juga menyusul pemangkasan persyaratan cadangan wajib bagi bank dari 2 persen menjadi 1 persen pada bulan Mei, yang melepaskan sekitar RM19 miliar (S$5,72 miliar) ke dalam sistem perbankan.

Bank sentral menegaskan kembali pandangannya terhadap mata uang tersebut.

"Kinerja ringgit akan terus didorong terutama oleh faktor eksternal,. kata BNM. .Prospek ekonomi Malaysia yang menguntungkan dan reformasi struktural domestik, dilengkapi dengan inisiatif yang sedang berlangsung untuk mendorong arus masuk, akan terus memberikan dukungan yang langgeng bagi ringgit". (end/Bloomberg)