Melek Finansial, Pilih Dana Darurat atau Dana Investasi?

  • Artikel Edukasi
  • 06 Nov 2023
Dalam hal mengatur anggaran finansial kita masing-masing, tentunya kini banyak sekali godaannya, mulai dari mengikuti gaya hidup yang serba kekinian, berbelanja barang-barang “branded” atau bisa juga disebut barang yang identik dengan merek populer dan mewah hingga mengikuti tren gadget yang paling canggih terkini. Oleh karena itu, terkadang kita terbuai akan kesenangan yang bersifat konsumtif dan impulsif. Pada hal ini, impulsif dapat diartikan berbelanja tanpa berpikir panjang, sehingga secara tidak sadar ternyata pendapatan kita menjadi terkuras habis, bahkan jika semua belum dapat terpenuhi, opsi untuk berhutang dengan kartu kredit pun menjadi pilihan.
Memang ada istilah yang mengatakan YOLO - “you only live once” secara umum ini mengekspreksikan bahwa “kita hanya hidup sekali, maka hidup harus dinikmati dan seakan-akan tidak ada hari esok untuk bersenang-senang”. Namun ingat, justru karena hidup kita hanya sekali, janganlah terlena dan berleha-leha hanya untuk menghambur-hamburkan pendapatan kita saja! Karena sepanjang kita belum merdeka secara finansial, perlu selalu diingat bahwa ada musuh terbesar yang selalu menghantui perjalanan hidup kita  yang bernama “Sang Inflasi”. Selain itu, kondisi perekonomian saat ini pun masih dalam proses berjuang untuk bangkit pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, agar finansial tetap sehat dan aman kita bisa bersama-sama mulai MELEK FINANSIAL, dengan mulai mempersiapkan dana darurat jika seandainya ada keperluan yang tidak terduga-duga dan sambil menyisihkan dana dingin. Ketika kita sudah memiliki dana dingin yang jumlahnya tidak perlu besar,  kita pun bisa mulai rutin berinvestasi saham sebagai salah satu pilihan investasi.
Setelah kita memahami mengenai apa itu Dana Darurat dan Dana Investasi yang menggunakan dana dingin tentunya, bagaimana supaya kita bisa jauh lebih paham apakah sebaiknya di dalam hidup yang hanya sekali ini, kita menyiapkan dana darurat terlebih dahulu ataukah dana dingin untuk mulai berinvestasi? Ataukah dua hal tersebut bisa dilakukan secara bersamaan?
Pangkas Pengeluaran Latte Factor kalian! Pengeluaran yang tidak terlalu penting yang sifatnya cenderung konsumtif (latte factor) dan biasanya berujung impulsif, bisa mulai untuk dipangkas dengan berhemat. Dengan memastikan pendapatan bulanan sudah diamankan terlebih dahulu, selanjutnya bisa mulai beralih untuk mengamankan dana darurat hingga dana investasi rutin sedini mungkin.
Mulailah Siapkan Dana Darurat dan Investasi Sejak Dini! Banyak orang seringkali bingung dalam hal menyusun prioritas finansial, menyiapkan dana darurat atau dana investasi terlebih dahulu? Mana yang lebih penting? Namun pada dasarnya kedua poin tersebut sama pentingnya, sehingga alangkah baiknya kita bisa mulai mempersiapkannya sejak dini secara bersamaan. Dana darurat ini mencakup keperluan di luar pos-pos keperluan dan tabungan, dan biasanya hanya untuk hal yang bersifat mendesak, misalnya jika terjadi kecelakaan, ataupun musibah yang tidak terduga, hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dikala pandemi saat ini. Secara relatif dana darurat yang perlu disiapkan minimal sekitar 6 hingga 12 kali dari rata-rata pengeluaran bulanan kalian, dengan maksud jika tidak ada pemasukan bulanan yang biasa diterima, kita masih bisa bertahan hidup dalam waktu 6 – 12 bulan ke depan. Sedangkan, dana investasi merupakan alokasi dana dingin yang sudah dikurangi dengan biaya kebutuhan bulanan kita masing-masing, dan tentunya untuk selangkah lebih maju mewujudkan mimpi kalian dalam meraih kebebasan secara finansial.  Selain itu, manfaat dari dana investasi juga bisa memenuhi kebutuhan kalian di masa depan, mulai dari rencana biaya pernikahan, membeli rumah, pendidikan anak hingga mempersiapkan masa pensiun.
Hitung Alokasi Dana Darurat dan Investasi Kalian Masing-Masing! Baik dana darurat dan dana investasi, ini bisa mulai dicicil secara bersamaan. Mulailah Hitung berapa rata-rata pos pengeluaran bulanan kalian, dan sebagai contoh, sisakan dana secara relatif sebesar 10% hingga 20% sebagai alokasi dana darurat dan dana dingin untuk mulai berinvestasi mengkoleksi saham-saham idola kalian secara rutin. Misalnya pendapatan bulanan kalian Rp5 juta per bulan, sementara rata-rata pos pengeluaran bulanan adalah Rp 3 juta. Selisih dana yang tersisa sebesar Rp 2 juta, ini bisa dialokasikan masing-masing sebesar Rp 1 juta sebagai dana darurat dan investasi.
Untuk bisa menyusun prioritas keuangan kita perlu melek secara finansial, agar mampu mengatur kebutuhan bulanan, memenuhi keinginan menikmati hidup agar tetap berkesan hingga menjamin kesehatan finansial dengan mencicil dana darurat dan mewujudkan kebebasan finansial dengan mulai berinvestasi mengoleksi saham yang tepat secara rutin. Tetap ingat bahwa dalam berinvestasi itu high risk high return. Tetap lakukan analisis sebelum mengkoleksi saham idola kalian ya! Memilih saham yang tepat untuk dikoleksi bisa menjadi Gerbang Meraih Cuan! Semangat untuk mulai berinvestasi saham secara rutin sejak dini ya!
Kembali ke Blog