29147068
IQPlus, (19/10) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki berupaya mengurangi jumlah impor garam terutama untuk kebutuhan industri dengan memperbaiki sistem produksi garam oleh petani melalui Rumah Produksi Bersama Pengolahan Garam.
"Garam kita mayoritas impor yang garam konsumsi setahun cuma 600 ribu ton tapi yang kita impor garam untuk industri itu antara 2,1-2,3 juta ton. Artinya kalau nanti produksi garam petani ini sudah bisa dipastikan kualitas, kuantitas dan kontinuitas, sebenarnya ini juga nanti akan mempengaruhi kebijakan impor garamnya," kata MenKopUKM Teten saat meninjau pembangunan Rumah Produksi Bersama di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menteri Teten menuturkan Rumah Produksi Bersama (RPB) yang menggunakan teknologi modern merupakan bagian dari program industrialisasi hilirisasi produk-produk unggulan nasional. Sebanyak delapan RPB dijadikan sebagai pilot project dengan komoditas yang disesuaikan keunggulan daerah masing-masing.
Melalui kehadiran RPB Pengolahan Garam di Sulawesi Selatan tersebut diharapkan para UMKM mempunyai produk yang berkualitas dan tidak lagi sekedar menghasilkan krosok. RPB dengan areal produksi garam seluas 817 ha itu ditargetkan mampu menyasar segmentasi konsumen berupa 80 persen konsumen garam industri dan 20 persen konsumen garam konsumsi.
"Kami ingin produk-produk UMKM itu juga punya standar industri kualitasnya. Pabrik yang di bangun bisa digunakan bersama sama makanya kita namakan Rumah Produksi Bersama," ucapnya. (end)