70125425
IQPlus, (28/9) - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat memimpin pertemuan menteri pertanian (AMM) G20 di Bali, Rabu, menegaskan pangan merupakan hak asasi manusia (human rights) sehingga perlu ada komitmen bersama untuk mengatasi persoalan krisis pangan.
Menurut Syahrul, kehadiran delegasi negara G20 di Agriculture Ministers Meeting (AMM) di Jimbaran, Badung, Bali, Rabu, menunjukkan adanya keseriusan dan komitmen dari para anggota untuk bekerja sama mengatasi persoalan krisis pangan dan kelaparan.
"Persoalan tentang pangan adalah persoalan yang berkaitan dengan human rights. Kehadiran seluruh delegasi di sini menunjukkan komitmen kita semua untuk mengatasi ancaman krisis pangan global dan dukungan penuh kepada Presidensi G20 Indonesia," kata Syahrul Yasin Limpo saat membuka sesi G20 AMM.
Dalam kesempatan yang sama, ia menyampaikan Laporan Status Ketahanan Pangan dan Gizi Dunia pada 2022 memperkirakan pandemi Covid-19 menyebabkan kasus kekurangan gizi kronis bertambah sampai 150 juta orang, dan kasus kelaparan juga meningkat 702 juta.828 juta orang.
Padahal, menurut laporan yang sama, kasus kelaparan pada 2021 mencapai 670 juta jiwa.
Tidak hanya pandemi, dampak perubahan iklim dan ketegangan politik yang diikuti dengan aksi blokade juga diyakini memperburuk ancaman krisis pangan dan kelaparan.
Oleh karena itu, Mentan RI mengajak negara anggota G20 untuk bersama-sama memikirkan strategi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk mempercepat transformasi sistem pertanian dan pangan yang lebih tangguh, resilien, efisien, dan inklusif. (end/ant)