12841199
IQPlus, (9/5)- Nissan Motor telah membatalkan rencana membangun pabrik baterai di Fukuoka, Jepang untuk memfokuskan sumber daya dan pendanaannya guna menyelamatkan diri dari krisis keuangan yang semakin dalam.
Produsen mobil Jepang itu mengumumkan rencana akhir tahun lalu untuk berinvestasi 153 miliar yen (S$1,4 miliar) di pabrik baru di kota selatan Kitakyushu, tempat mereka akan memproduksi baterai lithium besi fosfat yang umum digunakan dalam kendaraan listrik (EV).
Rencana tersebut kini telah dibatalkan, kata seorang juru bicara pada hari Jumat (9 Mei), demi "efisiensi investasi" karena Nissan berupaya memulihkan kinerjanya.
Kesulitan Nissan menampakkan diri dengan sungguh-sungguh pada November lalu, ketika perusahaan mengumumkan rencana untuk memangkas 9.000 lapangan kerja dan memangkas kapasitas produksi sebesar 20 persen menyusul kuartal lemah lainnya di mana penjualan bersihnya pada semester pertama turun sebesar 94 persen.
Beberapa minggu kemudian, ia menandatangani perjanjian dengan Honda Motor untuk menggabungkan kedua merek di bawah satu perusahaan induk, yang pada hakikatnya memberi Nissan jalan keluar, tetapi ketidaksepakatan atas ketidakseimbangan kekuatan yang melekat menyebabkan kemitraan tersebut berakhir secara resmi pada bulan Februari.
Tidak adanya kendaraan listrik yang kompetitif di jajaran produk Nissan merupakan faktor utama kemundurannya, begitu pula dengan minimnya kendaraan hibrida yang menarik meskipun popularitasnya melonjak di AS.
Sekarang, perusahaan bertaruh pada restrukturisasi luas dan tim kepemimpinan baru yang dipimpin oleh kepala eksekutif Ivan Espinosa, yang menjabat pada bulan April dan berjanji untuk membalikkan keadaan.
Pada bulan April, di sela-sela pameran otomotif Shanghai, Nissan mengatakan akan menggelontorkan dana US$1,4 miliar untuk operasinya di China dan memanfaatkan pasar negara itu yang sangat kompetitif untuk mempercepat pengembangan kendaraan listriknya sendiri.
Nissan akan mengumumkan hasil setahun penuhnya untuk 12 bulan yang berakhir pada 31 Maret pada tanggal 13 Mei. (end/Bloomberg)