01133206
IQPlus, (12/1) - Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan Bank of Japan (BOJ) harus secara bertahap menaikkan suku bunga jangka pendek dan membuat kebijakan pengendalian imbal hasil obligasi lebih fleksibel. Hal itu perlu dilakukan jika inflasi tetap berada di sekitar target dua persen dan disertai pertumbuhan upah yang berkelanjutan.
"Meskipun BOJ melakukan penyesuaian pada pengendalian kurva imbal hasil (YCC) tahun lalu untuk melonggarkan cengkeramannya pada suku bunga jangka panjang, namun pasar dapat menantang kebijakan tersebut lagi jika inflasi tetap di atas target dua persen dan imbal hasil global naik," kata OECD, dikutip dari The Business Times, Jumat, 12 Januari 2024.
Oleh karena itu, tambah OECD, bank sentral harus melanjutkan upaya untuk membuat YCC lebih fleksibel, seperti dengan menaikkan target imbal hasil obligasi 10 tahun atau beralih ke target imbal hasil jangka pendek.
BOJ juga harus menaikkan suku bunga jangka pendek secara bertahap mulai awal 2024 jika inflasi tetap berada di sekitar target dua persen, pertumbuhan upah meningkat, dan kesenjangan output berkurang, kata OECD dalam laporannya mengenai Jepang pada 2024.
"Jepang berada pada titik balik, dengan inflasi yang kemungkinan besar akan bertahan di sekitar target inflasi dua persen dibandingkan dengan kapan pun sejak awal berdirinya negara tersebut," kata OECD.
"Fleksibilitas yang lebih besar dalam melakukan pengendalian kurva imbal hasil dan peningkatan bertahap dalam kebijakan suku bunga jangka pendek diperlukan, berdasarkan proyeksi inflasi berkedan dinamika upah," pungkasnya. (end/ba)