02329912
IQPlus, (24/1) - Bursa saham di Asia-Pasifik sebagian besar dibuka melemah pada Rabu pagi karena investor memantau data ekonomi dari Jepang serta data aktivitas pabrik dari Australia.
Ekspor Jepang pada bulan Desember mengalahkan ekspektasi, dengan neraca perdagangannya mengalami surplus sebesar $62,1 miliar dibandingkan dengan defisit $122,1 miliar yang diperkirakan berdasarkan jajak pendapat para ekonom Reuters. Data tersebut muncul sehari setelah Bank Sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah.
Australia juga melihat survei PMI awal dari Juno Bank, yang menunjukkan ekspansi aktivitas manufaktur di bulan Januari setelah kontraksi selama 11 bulan berturut-turut. Kegiatan bisnis di di negara ini juga mengalami kontraksi yang lebih kecil pada bulan Januari dibandingkan bulan Desember.
Di Australia, S&P/ASX 200 naik tipis setelah pengumuman tersebut, memperpanjang kenaikan beruntun tiga hari dan Nikkei 225 Jepang turun 0,26%, memperpanjang penurunannya dari hari Selasa, sementara Topix mengalami penurunan lebih kecil yaitu 0,15%.
Kospi Korea Selatan juga turun 0,43%, dengan saham kelas berat Samsung Electronics dan SK Hynix mencatat kerugian terbesar di antara 10 saham teratas pada indeks acuan. Kosdaq yang berkapitalisasi kecil juga turun sedikit.
Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 15,632, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dan melanjutkan kenaikan dari hari Selasa, dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI di 15,353,98.
Semalam di AS, S&P 500 naik 0,29% untuk menetapkan rekor tertinggi baru sepanjang masa di 4,864.60 karena para pedagang menilai kumpulan pendapatan perusahaan terbaru.
Nasdaq Composite yang sarat teknologi naik 0,43%, tetapi blue-chip Dow Jones Industrial Average menghentikan kenaikan beruntun tiga hari dan turun 0,25%, mundur di bawah level 38,000 yang dilintasi untuk pertama kalinya pada hari Senin. (end/cnbc)