PASAR EROPA DIPERKIRAKAN DIBUKA BERVARIASI JUMAT INI

  • Info Pasar & Berita
  • 24 Nov 2023

32751458

IQPlus, (24/11) - Bursa saham Eropa diperkirakan dibuka bervariasi pada hari Jumat ini karena investor tetap berhati-hati.

Stoxx 600 Indeks terlihat tidak bergerak pada minggu ini, meskipun telah bergerak lebih tinggi hingga mencapai level tertinggi sejak 20 September.

FTSE 100 di Inggris diperkirakan turun 24 poin menjadi 7,466 dan DAX Jerman datar dan CAC 40 Perancis dan MIB Italia juga terlihat sedikit lebih rendah, masing-masing sebesar 11 poin dan 17 poin menurut data IG.

Angka final produk domestik bruto Jerman untuk kuartal ketiga pada hari Jumat mengkonfirmasi pembacaan sebelumnya yaitu kontraksi 0,1% bulan ke bulan. PDB turun 0,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Investor juga akan memantau pidato Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde yang dijadwalkan pertengahan pagi ini dan Pasar AS akan dibuka kembali setelah libur Thanksgiving untuk hari perdagangan yang dipersingkat.

Sementara itu Pasar Asia-Pasifik diperdagangkan beragam, dengan data Jepang mendorong indeks Nikkei 225, sementara indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 1,77%.

Ketidakpastian di pasar global ditambah dengan tingginya inflasi yang terus berlanjut menimbulkan pertanyaan apakah akan terjadi hard landing ekonomi atau soft landing.

Andy Budden, direktur investasi ekuitas di perusahaan jasa keuangan global Capital Group, termasuk dalam kelompok yang terakhir dan memperkirakan Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi tetapi tidak membawa perekonomian ke dalam resesi.

Dengan mempertimbangkan hasil ekonomi yang diharapkan, Budden menyebutkan empat tema yang harus diperhatikan . dan menguraikan jenis saham dividen yang disukainya. Pertumbuhan saham-saham Eropa belum sebaik saham-saham AS pada tahun ini.

Saham-saham yang sedang mengalami pertumbuhan (growth stocks) di kawasan ini memiliki kinerja yang buruk (underperformed value stocks) sebesar 13% sejak dimulainya siklus kenaikan suku bunga pada tahun 2022, menurut Goldman Sachs dalam laporannya pada tanggal 20 November. (end/cnbc)




Kembali ke Blog