29147709
IQPlus, (19/10) - Bursa saham di Eropa diperkirakan dibuka melemah pada hari Kamis ini karena investor mempertimbangkan dampak krisis yang berkelanjutan di Timur Tengah serta data pendapatan dan ekonomi.
FTSE 100 Inggris Indeks diperkirakan dibuka 23 poin lebih rendah pada 7.562, DAX Jerman turun 77 poin pada 15.022, CAC Prancis turun 39 poin pada 6,926 dan FTSE MIB Italia turun 148 poin di 27.950 menurut data IG.
Laporan Pendapatan akan datang dari Roche, Nokia, Man Group, L'Oreal, Vivendi dan Renault.
Sementara itu Bursa saham di Asia-Pasifik mengalami aksi jual yang luas, dengan pasar Jepang, Korea Selatan dan Hong Kong masing-masing mengalami kerugian sekitar 2%.
Hal ini terjadi setelah pergerakan serupa di Wall Street pada hari Rabu, ketika imbal hasil Treasury AS melonjak ke level tertinggi multi-tahun, dengan imbal hasil Treasury 10-tahun menembus di atas 4,9% untuk pertama kalinya sejak 2007.
Pasar regional ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena para pedagang mencerna angka inflasi dari Inggris dan zona euro.
Inflasi zona Euro mencapai 4,3% tahunan pada bulan September, membenarkan perkiraan sebelumnya dan melambat secara signifikan dari kenaikan tahunan sebesar 5,2% pada bulan Agustus sedandkan Inflasi Inggris mencapai 6,7% pada bulan September, sedikit di atas ekspektasi dan tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Para analis di perusahaan manajemen aset global tersebut menunjukkan bahwa kepadatan merupakan .faktor risiko yang sering kali salah perhitungan karena tidak mudah diamati..
Mereka menambahkan, crowd stock adalah saham yang dibuat berdasarkan konsensus perdagangan yang diharapkan menghasilkan keuntungan tinggi dan stabilitas jangka pendek.
Tingkat kepadatan bervariasi berdasarkan wilayah, tulis para analis, menyebutkan saham-saham yang menjadi perhatian mereka saat ini. (end/cnbc)