08553177
IQPlus, (27/3) - Bank DBS Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendanaan berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) atau Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sebesar 14,8 persen sepanjang 2024 hingga 2025.
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie menyatakan, bank percaya bahwa pembiayaan berbasis ESG menjadi krusial untuk mendorong ekonomi berkelanjutan, mendukung proyek hijau, dan transisi energi Indonesia mencapai target Net Zero Emission 2060.
"Untuk itu, Bank DBS Indonesia berperan sebagai katalis dengan menyediakan pembiayaan, seperti Sustainability-Linked Loan (SLL) dan Green Loan," kata Kunardy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Salah satu pendanaan hijau Bank DBS Indonesia diberikan kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk, produsen benang pintal dan poliester yang merupakan anak perusahaan Indorama Corporation Pte. Ltd, Singapura. Pendanaan diberikan lewat skema Sustainability-Linked Trade Facility (SLTF) sebesar 20 juta dolar AS pada Januari 2025.
Kemudian, pada awal Maret 2025, Bank DBS Indonesia bekerja sama dengan Bank UOB Indonesia dalam pendanaan sebesar Rp1,7 triliun kepada PT Princeton Digital Group (PDG) melalui skema club loan.
Dana itu digunakan untuk mengembangkan JC2, kampus pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan kapasitas 22 MW di Cibitung, Jawa Barat.
Untuk sektor produksi pangan berkelanjutan, Bank DBS Indonesia menyalurkan pinjaman SLL senilai Rp350 miliar kepada PT CJ Feed & Care Indonesia. Pembiayaan itu digunakan untuk mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 25 persen pada 2030.
Pendanaan lainnya termasuk fasilitas trade financing senilai 50 juta dolar AS kepada Permata Group untuk memperkuat operasional penjualan biodiesel. Lalu, dukungan terhadap Kaer, perusahaan penyedia solusi pendinginan berkelanjutan untuk bangunan komersial dan industri.
Bank DBS Indonesia juga berkolaborasi dengan Asian Development Bank (ADB) sebagai mitra strategis PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) dalam mempercepat adopsi sepeda motor listrik di Indonesia pada akhir 2024. Pembiayaan sebesar 15 juta dolar AS disalurkan melalui PT Energi Kreasi Bersama (Electrum).
"Bank DBS berperan dalam membantu perusahaan bertransisi menuju operasional yang lebih berkelanjutan sekaligus mewujudkan ekonomi rendah karbon. Seluruh upaya ini sejalan dengan salah satu pilar keberlanjutan Bank DBS, yakni Responsible Banking," ujar Kunardy.(end/ant)