30257979
IQPlus, (30/10) - PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchinson membukukan pendapatan tercatat sebesar Rp37.462,4 miliar pada 9B 2023, atau meningkat sebesar Rp2.931,6 miliar atau naik sebesar 8,5% dibandingkan 9B 2022.
"Layanan Selular, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Perusahaan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 85,9%, 12,1%, dan 2,0% terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada tanggal 30 September 2023," tulis Manajemen ISAT dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/10).
Rinciannya, Pendapatan Selular meningkat sebesar 7,8% dibandingkan 9B 2022, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Data, dan Interkoneksi yang diimbangi penurunan pendapatan Suara.
Kemudian, Pendapatan MIDI meningkat sebesar 10,8% dibandingkan 9B 2022, disebabkan oleh peningkatan pendapatan Layanan IT dan Internet Tetap yang diimbangi dengan penurunan pendapatan Konektivitas Tetap.
Selain itu, Pendapatan Telekomunikasi Tetap meningkat sebesar 26,8% dibandingkan 9B 2022 dikontribusi oleh kenaikan pendapatan Telepon Internasional dan pendapatan Jaringan tetap.
Namun demikian, Beban - beban sebesar Rp30.395,6 miliar pada 9B 2023, naik sebesar Rp3.764,7 miliar atau 14,1% lebih tinggi dibandingkan 9B 2022. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan Beban Penyusutan dan Amortisasi, Beban Pemasaran dan penurunan Pendapatan Operasional Lain-lain, yang diimbangi oleh penurunan Beban Penyelenggaraan Jasa, Beban Karyawan serta Beban Umum dan Administrasi.
Beban lain-lain - bersih, Perusahaan mencatat beban biaya sebesar Rp3.464,6 miliar, naik sebesar Rp 342,7 miliar atau lebih tinggi 11,0% lebih tinggi dibandingkan 9B 2022. Peningkatan ini disebabkan oleh biaya keuangan yang lebih tinggi sebesar IDR343,9 miliar, terutama karena biaya keuangan yang lebih tinggi pada liabilitas sewa, dan kerugian yang lebih tinggi pada nilai tukar asing sebesar Rp204,4 miliar, yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan bunga sebesar Rp205,7 miliar.
Alhasil, Laba Periode Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk atau Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 2.787,1 miliar atau turun sebesar Rp 900,5 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan operasional lain-lain, peningkatan biaya depresiasi dan amortisasi, dan peningkatan biaya keuangan yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan dan penurunan beban penyelenggaraan jasa. (end)