23929388
IQPlus, (27/8) - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (BEI: ADMR) menyampaikan laporan keuangan konsolidasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 ke BEI / OJK.
Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur perusahaan mengatakan "Harga batu bara metalurgi bergerak secara fluktuatif pada paruh pertama 2024, namun kami masih mencapai kinerja operasional yang memuaskan, berkat eksekusi yang efektif, peningkatan produksi, dan ekspansi pada penetrasi penjualan. Kinerja ini mencerminkan upaya bersama dari semua pihak dalam perusahaan, termasuk PT Kalimantan Aluminium Industry dengan progres konstruksi yang terus berlanjut".
Pendapatan usaha, harga jual rata-rata dan produksi
Pendapatan usaha ADMR pada 1H24 naik 31% menjadi $607,0 miliar, karena kenaikan 43% pada volume penjualan menjadi 2,59 juta ton, yang diimbangi penurunan 8% pada ASP.
Perusahaan terus mengembangkan pasar bagi produk batu bara metalurginya yang berkualitas tinggi, dan telah mendapatkan minat dari para pelanggan di banyak negara, termasuk Indonesia, Jepang, dan China. Volume produksi perusahaan pada 1H24 naik 17% menjadi 2,98 juta ton dan pengupasan lapisan penutup naik 37% menjadi 10,36 juta bcm, yang menghasilkan nisbah kupas 3,48x untuk 1H24.
Beban pokok pendapatan
Beban pokok pendapatan 1H24 naik 32% menjadi $277,1 juta, terutama karena kenaikan volume produksi maupun penjualan. Royalti kepada Pemerintah turun 9% menjadi $74,1 juta karena penurunan harga, sementara biaya penambangan naik 24% menjadi $86,5 juta, biaya pemrosesan batu bara naik 30% menjadi $12,9 juta, dan biaya pengangkutan dan penanganan naik 24% menjadi $64,2 juta. Biaya bahan bakar naik 18% karena peningkatan volume, sementara biaya kas batu bara per ton pada 1H24 turun 14%.
Beban usaha
Beban usaha pada 1H24 turun 43% menjadi $20,6 juta karena perusahaan tidak menyisihkan cadangan untuk beban terkait kewajiban pembayaran kepada pemerintah pada 1H24 karena alokasi penjualan ke pasar domestik. Biaya karyawan naik 19% menjadi $5,3 juta karenapenambahan tenaga kerja untuk mendukung ekspansi perusahaan.
EBITDA operasional dan laba inti
Pada 1H24, perusahaan menghasilkan EBITDA operasional sebesar $329,5 juta, atau naik 40% dari 1H23. Margin EBITDA operasional periode ini tetap kuat sebesar 54,3%. Laba inti 1H24 naik 50% menjadi $252,5 juta. Kenaikan 43% pada volume penjualan mendukung kenaikan pendapatan dan profitabilitas, dan lebih dari cukup untuk mengofset penurunan ASP.
Total aset
Total aset naik 20% menjadi $1,61 miliar per akhir 1H24, terdiri dari aset lancar $598,8 juta dan aset non lancar $1,01 miliar. Saldo kas pada akhir 1H24 turun 12% menjadi $399,2 juta. Kas meliputi 25% total aset.
Aset tetap
Aset tetap per akhir 1H24 tercatat $663,4 juta, atau naik 45% dari periode yang sama tahun sebelumnya karena investasi pada smelter aluminium di KAI serta proyek-proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC). Aset tetap meliputi 41% total aset.
Properti pertambangan
Properti pertambangan per akhir 1H24 turun 6% y-o-y menjadi $168,0 juta, atau selaras dengan produksi.
Total liabilitas
Pada akhir 1H24, total liabilitas turun 44% menjadi $325,2 juta. Liabilitas lancar turun 7% menjadi $189,4 juta karena kenaikan 51% pada utang usaha menjadi $55,0 juta diimbangi oleh penurunan 26% pada beban yang masih harus dibayar hingga menjadi $88,2 juta.
Liabilitas non lancar turun 64% menjadi $135,8 juta pada akhir 1H24 karena saldo pinjaman dari pemegang saham turun 98% menjadi $5,2 juta, karena perusahaan terus mencicil pinjaman, dan telah membayar sejumlah $316,9 juta.
Ekuitas
Per akhir 1H24, tingkat ekuitas naik 69% menjadi $1,3 miliar karena kenaikan 91% pada laba ditahan menjadi $1,1 miliar berkat kenaikan profitabilitas. (end)