PENDAPATAN USAHA ADMR NAIK 8% HINGGA SEPTEMBER 2023

  • Info Pasar & Berita
  • 31 Okt 2023

30328728

IQPlus, (31/10) - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyampaikan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023 kepada OJK/BEI.

Presiden Direktur ADMR, Bapak Christian Ariano Rachmat, mengatakan "Di tengah tantangan lingkungan eksternal, kinerja ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mencatat pertumbuhan produksi, yang menunjang profitabilitas. Permintaan terhadap produk batu bara kokas keras premium tetap tinggi, sehingga kami pun tetap yakin akan dukungan struktural terhadap bisnis perusahaan".

"Lebih lanjut, konstruksi smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya terus menunjukkan kemajuan yang baik. Proyek ini diharapkan akan rampung pada Q3 2025, yang merupakan peristiwa penting dalam upaya kami untuk mendukung inisiatif hilirisasi Indonesia di kawasan industri hijau di Kaltara".

Pendapatan Usaha, Harga Jual Rata-Rata dan Produksi

Pendapatan usaha ADMR pada 9M23 naik 8% menjadi $720,6 juta karena kenaikan 38% pada volume penjualan yang diofset dengan penurunan 21% pada harga jual rata-rata (ASP). Produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi dijual ke berbagai produsen baja di Jepang, China, India, Indonesia, dan Korea Selatan.

Volume produksi ADMR pada 9M23 naik 55% menjadi 3,98 juta ton, berkat ketersediaan alat berat dan kinerja kontraktor yang baik. ADMR mencatat volume pengupasan lapisan penutup sebesar 13,81 juta bcm, atau naik 128% dari 9M22, sehingga nisbah kupas 9M23 tercatat 3,47x.

Beban Pokok Pendapatan

Beban pokok pendapatan 9M23 naik 33% menjadi $341,0 juta terutama karena kenaikan volume produksi.

Royalti kepada Pemerintah naik 2% menjadi $121,2 juta, biaya penambangan naik 95% menjadi $83,4 juta, biaya pengolahan batu bara naik 51% menjadi $50,2 juta, dan biaya pengiriman dan penanganan naik 38% menjadi $82,1 juta.

Konsumsi bahan bakar pada 9M23 naik 49%, sementara biaya bahan bakar per liter tetap stabil secara y-o-y. Biaya kas batu bara per ton pada 9M23 naik 13%.

Beban Usaha

Beban usaha pada 9M23 naik 83% menjadi $48,4 juta karena kenaikan signifikan pada penyisihan untuk biaya pemerintah. Biaya penjualan dan pemasaran pada 9M23 naik 55% menjadi $8,2 juta seiring kenaikan volume penjualan. Biaya karyawan juga naik 86% menjadi $5,7 juta karena peningkatan jumlah karyawan untuk menunjang ekspansi.

EBITDA Operasional dan Laba Inti

EBITDA operasional pada 9M23 turun 13% menjadi $358,6 juta, dan margin EBITDA operasional periode ini tercatat 49,8%. Laba inti 9M23 turun 11% menjadi $258,1 juta. Profitabilitas ADMR melemah akibat penurunan harga batu bara metalurgi pada periode ini sementara biaya tercatat lebih tinggi karena kenaikan volume.

Total Aset

Total aset naik 22% menjadi $1,52 miliar pada akhir 9M23, yang terdiri dari $763,8 juta aset lancar dan $754,1 juta aset non lancar. Saldo kas pada akhir 9M23 naik 45% menjadi $581,9 juta berkatarus kas yang kuat. Kas meliputi 38% total aset.

Aset Tetap

Aset tetap per akhir 9M23 tercatat $496,1 juta, atau naik 24% dari periode yang sama tahun sebelumnya, terutama karena investasi pada smelter aluminium di KAI dan proyek-proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC). Aset tetap meliputi 33% total aset.

Properti Pertambangan

Properti pertambangan per akhir 9M23 turun 6% year-on-year (y-o-y) menjadi $176,1 juta, selaras dengan produksi.

Total Liabilitas

Per akhir 9M23, total liabilitas turun 11% menjadi $671,9 juta. Liabilitas lancar naik 46% menjadi $232,1 juta karena kenaikan beban yang masih harus dibayar terkait penyisihan untuk biaya pemerintah.

Aset non lancar turun 26% menjadi $439,8 juta pada akhir 9M23 karena pinjaman dari pemegang saham turun 44% menjadi $316,9 juta, karena ADMR telah membayar sejumlah $170,6 juta.

Pinjaman bank, setelah dikurangi biaya pembiayaan pinjaman, pada akhir 9M23 tercatat sebesar $88,6 juta karena ADMR mulai menarik pinjaman untuk KAI. (end)


Kembali ke Blog