PENJUALAN PRODUSEN OTOMOTIF TIONGKOK KALAHKAN PRODUSEN AS TAHUN LALU

  • Info Pasar & Berita
  • 14 Jun 2024

16551347

IQPlus, (14/6) - Perusahaan otomotif di Tiongkok menjual lebih banyak mobil dibandingkan perusahaan otomotif di AS untuk pertama kalinya tahun lalu, didorong oleh BYD dan pertumbuhan di pasar negara berkembang, kata peneliti Jato Dynamics dalam laporan yang diterbitkan Kamis.

Merek Tiongkok, dipimpin oleh BYD yang berbasis di Shenzhen, menjual 13,4 juta kendaraan baru tahun lalu, sementara merek Amerika menjual sekitar 11,9 juta, data menunjukkan. Merek Jepang memimpin dengan 23,59 juta penjualan.

Pertumbuhan penjualan di Tiongkok juga melampaui AS, naik 23% dari tahun sebelumnya dibandingkan dengan AS yang sebesar 9%.

"Kelalaian para pembuat mobil lama, yang mengakibatkan tingginya harga mobil secara konsisten, secara tidak sengaja telah mendorong konsumen memilih alternatif asal Tiongkok yang lebih terjangkau," kata analis senior Jato, Felipe Munoz, dalam laporannya.

Produsen mobil Tiongkok, seperti merek mobil terkemukanya BYD, telah melakukan ekspansi secara global karena perang harga kendaraan listrik di dalam negeri telah menekan harga dan membebani margin keuntungan.

Merek-merek dari Tiongkok telah membuat terobosan khusus di negara-negara berkembang, dimana Jato mengatakan satu dari lima penjualan mobil baru terjadi tahun lalu di tengah meningkatnya permintaan global.

"Lebih dari 17,5 juta mobil baru terjual di negara-negara berkembang pada tahun 2023. Jumlah tersebut lebih besar dari total penjualan di AS atau Eropa pada tahun tersebut," kata Munoz.

Produsen mobil Tiongkok memperoleh pangsa pasar yang cukup besar di Timur Tengah, Eurasia, dan Afrika, serta mencatatkan pertumbuhan di Amerika Latin dan Asia Tenggara, kata laporan itu.

Sementara itu, beberapa merek Tiongkok juga mengambil pangsa pasar di negara-negara maju, termasuk Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Israel.

Pertumbuhan ini terjadi meskipun adanya peningkatan permusuhan perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara Barat serta faktor-faktor lain seperti konflik di Eropa, tingginya suku bunga dan harga kendaraan yang tinggi, kata Munoz.

Menurut laporan tersebut, penjualan tumbuh di setiap wilayah, kecuali Afrika, dengan pertumbuhan tercepat di Eropa karena meningkatnya permintaan di Turki.

Namun industri ini menghadapi tantangan perdagangan yang semakin besar pada tahun 2024, seiring dengan semakin banyaknya negara yang mengambil langkah-langkah untuk melindungi industri lokal dari ekspor Tiongkok yang murah.

Minggu ini, UE mengumumkan kenaikan tarif kendaraan listrik Tiongkok hingga 38%. Hal ini terjadi setelah AS menaikkan tarif kendaraan listrik Tiongkok sebanyak empat kali lipat menjadi 100%.

Turki juga dilaporkan mengumumkan tarif tambahan sebesar 40% pada kendaraan dari Tiongkok pada hari Sabtu, menandakan beberapa negara berkembang mungkin akan mengikuti langkah yang sama. (end/CNBC)



Kembali ke Blog