26355458
IQPlus, (20/9) - Pertamina EP Cepu yang bertugas mengelola usaha hulu migas di wilayah Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, memastikan keberlanjutan operasi untuk mendukung ketahanan energi dan memenuhi kebutuhan pasar global yang semakin berfokus pada energi bersih.
Komitmen ini ditunjukkan dengan penambahan beberapa wilayah kerja baru yakni PHE Masela, PHE North Ketapang, PHE North East Java dan WK Melati yang sebagian besar produksinya berupa gas, energi fosil terbersih yang mendukung era transisi ke energi baru terbarukan.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim mengatakan tantangan besar industri hulu migas saat ini adalah meningkatkan produksi untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Harapan peningkatan produksi saat ini berada di timur Indonesia dengan potensi yang dimanfaatkan secara maksimal.
"Saya mengapresiasi kerja keras seluruh pihak, sehingga saat ini Regional Indonesia Timur menjadi tulang punggung hulu migas di Pertamina Subholding Upstream. Regional Indonesia Timur juga menjadi masa depan dan punya pengaruh dengan masuknya wilayah kerja baru seperti PHE Masela, PHE North Ketapang, PHE North East Java dan WK Melati. Penambahan ini menjadi tantangan sekaligus peluang yang memerlukan kontribusi kinerja terbaik dari seluruh perwira untuk mencapai target yang ditetapkan," kata Chalid dalam Perayaan HUT PEPC ke-19 di Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Tema HUT berupa Collaborations for Sustainability, tambah Chalid, sudah tercermin dalam operasi Regional Indonesia Timur, yakni dengan banyaknya mitra bisnis dalam pengelolaan wilayah kerja.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Regional Indonesia Timur Muhamad Arifin mengatakan perayaan HUT ini menjadi istimewa dengan hadiah penambahan wilayah kerja baru.
Ini menjadi tantangan baru yang membutuhkan pembuktian dengan kinerja terbaik.
"Untuk mewujudkan keberlanjutan operasi, kita membangun kemitraan strategis dengan pemangku kepentingan, karena komitmen untuk keberlanjutan tidak dapat dilakukan sendiri. Kolaborasi akan memastikan bahwa operasi berjalan harmonis dengan kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan," ujarnya.
Dia mengatakan selain upaya menjaga keberlanjutan operasi hulu migas juga dilakukan dari wilayah kerja existing dengan melaksanakan drilling campaign di Sulawesi dan Papua.
Terkait kinerja, PEPC yang menjadi holding untuk Zona 11 (Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura), Zona 12 (Jawa Timur), Zona 13 (Sulawesi) dan Zona 14 (Papua) pada semester I/2024 mencatat produksi minyak sebesar 83.929 BOPD, sedangkan gas sebesar 650.450 MMSCFD.
Sedangkan lifting minyak sebesar 85.632 atau 103,5% dari target RKAP dan lifting gas 448.806 MMSCFD atau 100,6% dari target RKAP.
Selain itu, realiasasi cadangan terbukti P1 dari kegiatan eksploitasi migas di Papua sebesar 1.8175 MMBOE berasal dari persetujuan Final Investment Decision (FID) proyek pengembangan Salawati komplek fase II sebesar 1.4735 MMBOE.
"Wilayah Regional Indonesia Timur memiliki tantangan dan keunikan dibandingkan wilayah lainnya karena wilayah operasi yang berjauhan dan memiliki multi stakeholder. Selain itu, beroperasi hingga ujung timur negeri membuat kami harus memperhitungkan keekonomian operasi dengan matang karena berjauhan dengan pusat infrastruktur. Namun ini justru menjadi penyemangat kami untuk berinovasi dan memberikan dampak positif bagi wilayah dimana kami berada sebagai bentuk manfaat yang sebesar-besarnya bagi pemangku kepentingan," ujarnya. (end)