71105252
IQPlus, (29/9) - Perbankan mendorong nasabah mulai berubah dari konvensional menjadi lebih digital dalam melakukan transaksi sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan.
"Tugas para duta digital mengajak nasabah yang tadinya anti-digital untuk mau menggunakan aplikasi, mereka juga diedukasi dalam menggunakan aplikasi dan melakukan transaksi serta yang tidak kalah penting adalah edukasi dalam mengamankan data," kata Head Enterprise Data Management Bank BRI Maulana Yusuf dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Saat menjadi pembicara dalam kegiatan Winning in Digital Disruption Era yang diselenggarakan Katadata . Sibernetik Integra Data, Maulana mengatakan BRI sudah mulai memasuki tahap digitalisasi sejak 2017. Sejak 2020 BRI juga sudah mulai memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dengan membuat BRIBrain yang membuat proses pengajuan kredit lebih cepat dari dua minggu menjadi hanya dalam hitungan menit.
"Kami menggunakan nilai yang pakai data eksternal dan juga perilaku nasabah serta demografi. Produk yang sudah ada saat ini adalah Ceria dan Pinang. BRIBrain juga terkait dengan customer engagement yang bisa digunakan untuk menganalisis merchant EDC yang potensial untuk dijadikan BRILink," jelas Maulana.
BRIBrain juga terkait Fraud and Risk Analytics di mana perbankan bisa mendeteksi kejanggalan dari transaksi penarikan tunai yang dilakukan nasabah di ATM. Apabila ada nasabah yang sering mengambil uang di ATM di Senayan lalu tiba-tiba ada penarikan tunai di Papua maka transaksi tersebut akan masuk kategori janggal dan rekening bisa langsung diblokir.
SVP Digital Banking Delivery Bank Mandiri, Victor Erico Korompis, mengatakan pihaknya telah membuat Livin untuk membuat kenyamanan dan keamanan nasabah bertransaksi. (end/ant)