33826052
IQPlus, (4/12) - Permata Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 5,15 persen pada tahun depan 2025, yang masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Chief Economist Permata Bank Josua Pardede menjelaskan proyeksi optimis ini memberikan dasar kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, memaksimalkan potensi konsumsi rumah tangga, memperkuat diversifikasi ekspor, serta menarik investasi asing langsung.
"Karena itu, dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis dibutuhkan agar mampu menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Kami percaya bahwa memanfaatkan potensi domestik yang dimiliki Indonesia menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ekonomi akibat dinamika ekonomi global," ujar Josua dalam acara 2025 Economic Outlook oleh Permata Bank di Jakarta, Selasa.
Terkait inflasi, Ia memproyeksikan inflasi Indonesia masih akan berada dalam target Bank Indonesia (BI) sebesar 3,12 persen, meskipun kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan cukai menjadi 12 persen pada plastik, rokok, serta minuman manis akan memberikan tekanan terhadap inflasi.
Sementara itu, terkait nilai tukar rupiah, Ia memperkirakan akan menguat di rentang Rp15.200 sampai Rp15.700 per dolar Amerika Serikat (AS), yang didukung oleh aliran investasi langsung dan portofolio yang masuk.
"Selain itu, imbal hasil obligasi diproyeksikan menurun karena kebijakan suku bunga yang lebih rendah dari Bank Indonesia dan The Fed," ujar Josua. (end/ant)