16329736
IQPlus, (12/6) - PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) mengatakan bahwa gejolak geopolitik menjadi tantangan terbesar bagi sektor minyak dan gas bumi (migas) pada 2024.
"Kita ketahui, untuk kebutuhan migas, pendukungnya, itu sebagian besar masih impor. Tergantung dari pihak luar teknologi sama produksinya," ujar VP SCM Regional Jawa PT Pertamina EP Bayu Kusuma Tri Aryanto ketika ditemui di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Bayu mengatakan bahwa guncangan geopolitik, terutama yang terjadi di Timur Tengah, menyadarkan berbagai pihak mengenai ketergantungan sektor migas Indonesia terhadap pihak luar.
Ketergantungan tersebut, kata dia, menimbulkan kerentanan.
"Begitu geopolitiknya terpengaruh, sisi suplai juga akan terpengaruhi, baik itu ketersediaan material, jasanya, namun yang paling krusial adalah komersialnya, dari sisi harganya," ujar Bayu. (end)