11938616
IQPlus, (29/4) - Para analis meningkatkan perkiraan mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini setelah kinerja kuartal pertama lebih baik dari perkiraan. Namun mereka melihat lebih banyak tanda-tanda bahwa negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini akan kesulitan untuk melepaskan diri dari tekanan deflasi.
Mengutip The Business Times, Senin, 29 April 2024, Produk Domestik Bruto (PDB) kini diproyeksikan meningkat 4,8 persen, menurut perkiraan median dalam survei ekonom Bloomberg. Jumlah tersebut naik dari perkiraan jajak pendapat bulan lalu sebesar 4,6 persen, dan sedikit lebih dekat dengan target pemerintah yaitu sekitar 5 persen.
Perkiraan inflasi lebih rendah dibandingkan dengan survei Maret, menunjukkan pelemahan belanja rumah tangga yang bertahan lama setelah jatuhnya properti. Inflasi harga konsumen kini terlihat rata-rata sebesar 0,6 persen pada 2024, turun dari 0,8 persen. Harga industri diperkirakan turun rata-rata 0,6 persen, dua kali lipat prediksi Maret.
Perekonomian Tiongkok menikmati awal tahun yang sangat kuat, didukung oleh permintaan luar negeri atas barang-barang manufakturnya dan dorongan Beijing untuk mengembangkan teknologi canggih. Namun sebagian besar peningkatan terjadi pada Januari dan Februari.
Konsumsi kehilangan momentum pada Maret dan kemerosotan sektor perumahan semakin parah. Hal ini menunjukkan adanya tantangan di sisa 2024 yang mungkin memerlukan lebih banyak stimulus untuk mengatasinya.
"Real estate serta sektor hulu dan hilirnya menyusut secara keseluruhan, sehingga terus menurunkan ekspektasi masyarakat serta permintaan secara keseluruhan. Investasi pemerintah sangat dibutuhkan untuk menstabilkan atau meningkatkan permintaan," kata Kepala Analis Makro Hwabao Trust kata Nie Wen. (end/ba)