33728171
IQPlus, (4/12) - Subholding Gas Pertamina PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengirimkan tim melalui jalur laut untuk mempercepat penyaluran bantuan, membantu proses evakuasi, serta membuka kembali akses komunikasi daerah terdampak banjir di Kota Langsa, Provinsi Aceh.
Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan terputusnya akses darat, terganggunya jaringan telekomunikasi, serta meningkatnya kebutuhan evakuasi warga di daerah yang terisolasi.
Vice President of Regional Service SOR 1 PGN Wilayah Sumatera Ris Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, menyebut penggunaan jalur laut dipilih karena akses jalan darat masih belum dapat dilalui kendaraan, sementara tinggi permukaan air dan arus sungai masih cukup tinggi di beberapa titik.
"Pergerakan tim dilakukan setelah koordinasi intensif dengan instansi terkait, termasuk aparat pelabuhan dan relawan lokal, untuk memastikan keselamatan dan efektivitas operasi di lapangan," ujar Ris Haryono.
Ia melanjutkan, personel tambahan diberangkatkan menggunakan kapal nelayan dari Belawan pada siang hari, dengan membawa logistik bantuan yang bisa dibawa oleh tim yang diharapkan dapat meringankan korban dan memenuhi kebutuhan dasar korban bencana.
"Setibanya di lokasi, tim langsung melakukan penyisiran di sejumlah titik banjir yang masih terisolasi, bersinergi dengan nelayan setempat," ujar Ris Haryono.
Dengan kondisi air laut yang sempat surut, kapal boat milik Pertamina EP Pangkalan Susu dikerahkan untuk membantu evakuasi sampai daratan.
Melalui kolaborasi itu, Ris Haryono mengatakan proses penyelamatan berjalan lebih cepat dan terkoordinasi, sehingga tim berhasil mengevakuasi 35 orang yang terdiri dari pekerja dan masyarakat.
Tidak hanya mengirimkan tim evakuasi, PGN juga membawa sembako, makanan siap saji, obat-obatan, serta dukungan peralatan operasional berupa genset dan perangkat komunikasi satelit.
Perangkat tersebut dipasang untuk mempermudah komunikasi evakuasi dan pengiriman bantuan yang berada dalam kondisi blank spot untuk memastikan koordinasi dan pertukaran informasi tetap berjalan.
Dengan adanya jaringan internet satelit, tim gabungan dapat memperbarui data kondisi lapangan secara real time, memetakan lokasi korban yang membutuhkan pertolongan segera, serta mempercepat penyaluran logistik seperti makanan siap saji, obat-obatan, dan peralatan tanggap darurat.
"Dalam situasi darurat, kecepatan informasi dapat menyelamatkan nyawa. Dukungan komunikasi menjadi pintu awal untuk evakuasi dan distribusi bantuan yang tepat sasaran," ujar Ris Haryono.
PGN sejak awal telah melakukan koordinasi erat dengan Bea Cukai, Pertamina EP Pangkalan Susu, Pertagas, aparat pelabuhan, nelayan setempat, relawan lokal, serta tim teknis PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGNCom) dan PGN Solution.
Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman menilai kolaborasi itu penting untuk memastikan kesiapan peralatan evakuasi, rute pelayaran, serta pemasangan titik-titik komunikasi lapangan.
"PGN menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berada di garis depan penanganan bencana, terutama tim penyelamat dan relawan yang bekerja tanpa henti untuk menolong warga terdampak. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya evakuasi, pemulihan jaringan komunikasi, dan distribusi bantuan hingga kondisi kembali pulih," ujar Fajriyah.
Dengan langkah ini, PGN berharap dukungan energi, logistik, serta pemulihan jaringan komunikasi dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang sedang menghadapi masa sulit akibat bencana banjir di Sumatera. (end/ant)