06458630
IQPlus, (5/3) - PT PLN (Persero) mengatasi ketidakstabilan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, yang mudah terpengaruh oleh kondisi cuaca, dengan sistem kuota.
"Kuota itu tujuannya untuk apa? Tujuannya adalah seberapa kuat sistem kami, atau istilahnya daya indeks kekuatan sistem, untuk menyangga fluktuasi (PLTS Atap), naik-turunnya, begitu," ujar Direktur Ritel dan Niaga PLN Edi Srimulyanti di Jakarta, Selasa.
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika memberi paparan dalam acara bertajuk .Sosialisasi Peraturan Menteri ESDM No. 2 Tahun 2024 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap Yang Terhubung Pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum..
Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan kondisi intermitensi dari PLTS Terapung Cirata. Adapun yang dimaksud dengan intermitensi, yakni produksi listrik pembangkit listrik surya maupun angin yang masih tergantung pada faktor cuaca.
Ketika kondisi cuaca cerah dan stabil, kata Srimulyanti, bentuk kurva dari daya yang dihasilkan dapat diprediksi dengan mudah, yakni menanjak mulai pukul 07.00.08.00 waktu setempat, memuncak pada pukul 12.00, sebelum menurun hingga matahari terbenam.
Yang tidak dapat diprediksi, tuturnya melanjutkan, ketika kondisi cuaca tidak normal, seperti cuaca yang mulanya cerah, kemudian datang awan gelap disertai hujan secara tiba-tiba.
"Ini menyebabkan penurunan daya relatif ekstrem hingga 95 persen dalam kurun waktu 5 menit," kata dia. (end/ant)