1140DD09
IQPlus, (4/10) - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjanji untuk mengambil sejumlah langkah untuk meredam pukulan ekonomi dari kenaikan inflasi. Selain itu berupaya meningkatkan pariwisata yang masuk guna memaksimalkan manfaat bagi yen yang lemah.
Kishida mengatakan berurusan dengan meningkatnya biaya hidup dan dampak dari penurunan tajam yen baru-baru ini akan menjadi salah satu langkah yang akan menjadi fokus pemerintah. Ia menekankan bahwa revitalisasi ekonomi adalah prioritas utamanya.
"Tantangan besar yang akan dihadapi Jepang menjelang musim semi mendatang adalah risiko kenaikan tajam tagihan listrik. Kami akan mengambil tindakan berani yang belum pernah terjadi sebelumnya yang secara langsung meringankan beban rumah tangga dan perusahaan," katanya, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 4 Oktober 2022.
Pemerintah akan menyusun paket langkah-langkah pada akhir bulan ini untuk mengurangi rasa sakit dari kenaikan inflasi. Adapun setahun sejak menjadi Perdana Menteri Jepang, Kishida mengalami penurunan popularitas karena terungkapnya hubungan partai yang berkuasa dengan partai agama yang kontroversial.
Dia juga berada di bawah tekanan untuk meringankan rasa sakit dari yen yang lemah, yang meningkatkan keuntungan eksportir tetapi merugikan rumah tangga dengan menggelembungkan biaya impor harga bahan baku yang sudah mahal.
Sebuah jajak pendapat oleh surat kabar Asahi menunjukkan bahwa ketidaksetujuan terhadap Pemerintahan Kishida naik menjadi 50 persen pada Oktober dari 47 persen pada September, melebihi tingkat persetujuan 40 persen.
Sebagai bagian dari langkah-langkah untuk meningkatkan keuntungan dari pelemahan yen, Kishida mengatakan, Jepang akan sepenuhnya membuka perbatasan bagi pengunjung luar negeri mulai 11 Oktober untuk merevitalisasi pariwisata masuk.
"Kami akan dengan kuat mengejar langkah-langkah kebijakan untuk memaksimalkan manfaat dari pelemahan yen, dengan target turis asing menghabiskan lebih dari 5 triliun yen di Jepang setiap tahun," pungkasnya. (end/ba)