28940775
IQPlus, (17/10) - PT PP (Persero) Tbk (PTPP), perusahaan konstruksi dan investasi nasional dibawah naungan Danantara Indonesia, terus menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur strategis nasional terutama pada daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
Melalui proyek Bendungan WayApu Paket 1 di Kabupaten Buru, Maluku, PTPP mencatatkan progres konstruksi sebesar 89,8% per 12Oktober 2025.
Proyek dengan nilai kontrak sebesar Rp 1,11 triliun ini dikerjakan sejak Desember 2017. KehadiranBendungan Way Apu menjadi simbol nyata kehadiran pemerataan infrastruktur di wilayah kepulauan timurIndonesia, dengan manfaat besar bagi ketahanan air, energi, hingga sektor ekonomi rakyat.
Pada Selasa, 14 Oktober 2025, dalam rangkaian kunjungan kerja selama tiga hari di Provinsi Maluku,Wapres Gibran secara langsung meninjau lokasi pembangunan Bendungan Way Apu.
Dalam kesempatan ini, beliau menerima paparan dari pihak Kementerian PUPR, serta meninjau titik-titik pekerjaan di lapangan.Pada saat kunjungan tersebut, Wapres menyatakan .Bendungan Way Apu agar selesai tepat waktu dan segera memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan petani,nelayan, serta mendukung ketahanan pangan dan energi nasional," ujarnya.
Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku, Fery Moun Hepy, yang turut mendampingi Wapres dalam peninjauan,menyebutkan bahwa Wapres berkomitmen untuk terus memantau progres pembangunan bendungan yang ditargetkan rampung pada September 2026 agar manfaatnya segera dapat dirasakan masyarakat.
"Jadi harapan beliau ini agar bisa segera dimanfaatkan oleh Masyarakat," ucap Fery.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa Bendungan Way Apu menjadi proyekmultifungsi penting. Selain irigasi seluas 10.562 hektare, bendungan ini akan menyuplai air baku sebesar 550 liter/detik untuk kebutuhan masyarakat Pulau Buru. Disamping itu, bendungan juga didesain dengan potensi PLTA 8 MW dan kemungkinan pengembangan PLTS 41 MW di sekitarnya.
Lebih jauh, bendungan ini akan mereduksi risiko banjir hingga 60%, dari 1.963 hektare area terdampakmenjadi 786 hektare. Kawasan sekitarnya juga disiapkan menjadi area konservasi dan wisata air yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi lokal. (end)