55081534
IQPlus, (13/9) - Presiden Rusia Vladimir Putin ingin membahas pembukaan kembali kesepakatan yang ditengahi PBB yang memungkinkan Ukraina untuk mengekspor gandumnya melalui Laut Hitam. Keinginan itu dikemukakan setelah menuduh Kiev dan Barat menggunakannya guna menipu negara-negara berkembang dan Rusia.
Kritik Putin, yang menuduh bahwa kesepakatan itu mengirimkan biji-bijian, pupuk, dan bahan makanan lainnya ke Uni Eropa dan Turki dengan mengorbankan negara-negara miskin, kemungkinan menimbulkan kekhawatiran bahwa pakta tersebut dapat terurai jika tidak berhasil dinegosiasikan kembali.
Mengutip The Business Times, Selasa, 13 September 2022, Ukraina, yang pelabuhan-pelabuhannya telah diblokade oleh Rusia sejak invasi pada Februari, mengatakan syarat-syarat perjanjian itu dipatuhi dengan ketat dan tidak ada alasan untuk merundingkan kembali.
Perjanjian tersebut, yang difasilitasi oleh PBB dan Turki pada Juli, menciptakan koridor ekspor yang dilindungi melalui Laut Hitam untuk gandum Ukraina setelah Kiev kehilangan akses ke rute ekspor utamanya ketika Rusia menyerang Ukraina melalui darat, udara, dan laut.
Perjanjian tersebut, yang dirancang untuk membantu meringankan harga pangan global dengan meningkatkan pasokan biji-bijian dan minyak sayur, telah menjadi satu-satunya terobosan diplomatik antara Moskow dan Kiev dalam lebih dari enam bulan perang.
Moskow mengatakan pada saat itu bahwa salah satu alasan utama menandatangani kesepakatan adalah karena ingin membantu negara-negara berkembang mencegah kekurangan pangan. Tetapi, Putin mengatakan, Ukraina dan Barat tidak menghormati persyaratannya dan sebagian besar gandum akan dikirim ke UE, bukan ke negara-negara miskin.
Hal itu sesuatu yang menurut pemimpin Rusia harus diubah jika apa yang disebutnya sebagai bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya harus dihindari.
"Saya bertemu dengan para pemimpin Uni Afrika, dengan para pemimpin negara-negara Afrika, dan berjanji kepada mereka bahwa kami akan melakukan segalanya untuk memastikan kepentingan mereka dan memfasilitasi ekspor gandum Ukraina,. kata Putin.
Tetapi jika pengiriman ke Turki sebagai negara perantara dikecualikan, dia mengatakan, hanya dua dari 87 pengiriman yang termasuk dalam Program Pangan Dunia PBB, yang mewakili hanya 60 ribu ton atau tiga persen dari total dua juta ton yang diekspor sejauh ini.
"Kami menghormati kesepakatan. (Tapi) ternyata mereka (Barat) baru saja secara meriah mengacaukan kita dan bukan hanya kita tetapi juga negara-negara termiskin yang kepentingannya menjadi dalih untuk melakukan semua ini," pungkasnya. (end/ba)