20359283
IQPlus, (23/7) - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kesepakatan resmi atas tarif Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia sebesar 19 persen.
"Rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen 'risk on' di pasar ekuitas oleh kesepakatan tarif antara AS dengan Indonesia dan juga beberapa negara lainnya," katanya di Jakarta, Rabu.
Di sisi lain, ekspor AS ke Indonesia justru tidak diterapkan tarif atau 0 persen. Selain itu, Indonesia juga diminta untuk membeli pesawat terbang, produk pertanian, serta migas.
Menurut Lukman, penerapan tarif sangat merugikan ekonomi AS karena yang membayar atas kebijakan tersebut adalah konsumen. Hal itu akan memicu inflasi, menekan daya beli, dan berpotensi membawa ekonomi ke resesi.
Untuk Indonesia, kebijakan tarif yang diterapkan ke Tanah Air tak menurunkan daya kompetitif produk Tanah Air dalam sisi harga, mengingat sebagian negara lain juga mendapatkan tarif AS.
Namun, syarat-syarat lain yang mewajibkan pembelian produk pertanian 4,5 miliar dolar AS, 15 miliar AS di sektor energi, dan 3,2 miliar dolar AS untuk pesawat, dinilai akan sangat membebani yang berujung pada defisit ekonomi. (end/ant)