26934145
IQPlus, (26/9) - Bank sentral China telah beralih ke sikap pelonggaran yang lebih agresif. Akan tetapi senjata kebijakannya tidak memiliki musuh utama bagi pertumbuhan ekonomi dalam pandangannya yakni permintaan konsumen yang terus melemah.
Suntikan likuiditas dan biaya pinjaman yang lebih rendah yang ditandai oleh PBOC pada Selasa waktu setempat telah mengangkat sentimen pasar, tetapi terutama karena hal itu meningkatkan harapan bahwa otoritas akan segera menindaklanjutinya dengan paket fiskal untuk melengkapi langkah-langkah moneter dan keuangan.
Ekonomi terbesar kedua di dunia menghadapi tekanan deflasi yang kuat dan risiko gagal mencapai target pertumbuhan sekitar 5% tahun ini karena penurunan tajam properti dan kepercayaan konsumen yang lemah, yang menurut para analis hanya dapat diatasi dengan kebijakan fiskal yang memasukkan uang ke kantong konsumen melalui pensiun yang lebih tinggi dan manfaat sosial lainnya.
"Kebijakan bank sentral melampaui harapan, tetapi masalah utama dalam ekonomi saat ini bukanlah kurangnya likuiditas," kata Kepala Ekonom untuk China Raya dan Asia Utara di Standard Chartered Shuang Ding, dikutip dari Reuters, Kamis, 26 September 2024.
"Dalam hal membantu ekonomi riil, saya pikir akan ada paket kebijakan lain, terutama kebijakan fiskal," tambahnya.
Kepala ekonom Asia HSBC Fred Neumann setuju, dengan mengatakan otoritas harus meningkatkan permintaan yang dapat dilakukan melalui langkah-langkah kebijakan lain seperti kebijakan fiskal. Sementara PBOC mengeluarkan serangkaian langkah paling berani sejak pandemi, ukuran total stimulus tetap kecil dan analis meragukan efektivitasnya secara keseluruhan.
Mengingat permintaan kredit yang lemah dari rumah tangga dan bisnis, 1 triliun yuan (US$142 miliar) yang akan dilepaskan ke sistem keuangan melalui pemotongan persyaratan cadangan bank dapat memacu lebih banyak pembelian obligasi negara daripada pinjaman ekonomi riil. (end/ba)