15760362
IQPlus, (6/6) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menggelar Indonesia Food Innovation (IFI) 2024, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas bisnis dan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) sektor pangan.
"IFI 2024 diharapkan dapat dimanfaatkan para pelaku IKM untuk mendapat pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli, sehingga dapat mengakselerasi bisnis mereka," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita dalam Kick Off IFI 2024, di Jakarta, Kamis.
Reni mengatakan bahwa program IFI menjadi penting untuk terus dilaksanakan, terlebih industri makanan dan minuman masih menjadi kontributor terbesar dalam sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia.
Pada triwulan I-2024, industri makanan dan minuman berperan sebesar 39,91 persen atau 6,47 persen dari total PDB nasional.
Nilai ekspor industri makanan pada April 2024 mencapai 2,71 miliar dolar AS, mencatatkan ekspor terbesar kedua setelah industri logam dasar. Sebagian besar dari nilai tersebut merupakan kontribusi dari industri kecil menengah makanan dan minuman yang berjumlah sekitar 1,7 juta unit usaha dan menyerap tenaga kerja hampir 3,6 juta orang.
Meskipun menjadi industri padat karya dan penting bagi pemberdayaan masyarakat, IKM makanan masih menghadapi berbagai hambatan, seperti keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, standar dan legalitas usaha yang belum terpenuhi, serta terbatasnya inovasi.
Pada sisi eksternal, IKM dihadapkan pada tantangan dalam menjalankan usahanya seperti ketidakpastian pasokan bahan baku, pesaing yang terus bertambah, dan ketidakpastian permintaan pasar yang fluktuatif.(end)