11440422
IQPlus, (25/4) - Tiongkok memperingatkan dalam pertemuan G20 bahwa pertumbuhan ekonomi dunia "tidak mencukupi" karena perang tarif dan perdagangan memperburuk ketidakstabilan ekonomi dan keuangan serta melemahkan momentum pertumbuhan, kata kementerian keuangan dan bank sentralnya.
Berbicara dalam pertemuan kelompok tersebut di Washington, Menteri Keuangan Lan Foan meminta semua pihak untuk memperkuat kerja sama multilateral, dengan mengatakan bahwa Tiongkok mendukung dialog dan konsultasi "dengan kedudukan yang setara" untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dan tarif.
Sementara itu, gubernur Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) Pan Gongsheng mengatakan bahwa fragmentasi ekonomi dan ketegangan perdagangan telah mengganggu rantai pasokan, sehingga melemahkan momentum pertumbuhan ekonomi global, kata bank sentral pada hari Jumat (25 April).
Pan juga menyampaikan dalam pertemuan yang berlangsung pada hari Rabu dan Kamis, bahwa negara-negara ekonomi utama dunia harus memperkuat partisipasi mereka dalam koordinasi kebijakan keuangan dan makroekonomi internasional.
Peserta lain dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral juga menandai peningkatan risiko yang signifikan terhadap pertumbuhan global dari ketegangan perdagangan, kondisi pembiayaan yang lebih ketat, dan tantangan struktural jangka panjang, menurut pernyataan PBOC.
Mereka juga menyerukan penguatan dialog dan koordinasi kebijakan, kata pernyataan itu tanpa merujuk ke Amerika Serikat.
Kelompok 20 negara ekonomi utama (G20) bertemu setelah pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang tarif impor yang tinggi yang telah memicu kekacauan di pasar keuangan dan mendorong Dana Moneter Internasional untuk memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk sebagian besar negara di seluruh dunia.
Sementara Trump kemudian menunda beberapa tarif, ia menaikkan pungutan terhadap Tiongkok menjadi 145 persen, dan mempertahankan tarif impor universal sebesar 10 persen serta bea masuk sebesar 25 persen untuk mobil, baja, dan aluminium.
AS mengindikasikan pembicaraan sedang berlangsung dengan Tiongkok mengenai tarif tetapi Beijing pada hari Kamis membantahnya, menuntut AS untuk mencabut pungutan tersebut.
Lan juga mendesak agar mekanisme penanganan utang di bawah Kerangka Kerja Bersama G20 diimplementasikan dengan lebih baik, dan mengatakan semua pihak harus menyatukan lebih banyak sumber daya untuk pembangunan Afrika dan memperkuat pembangunan kapasitas Afrika.
Kementerian Keuangan mengatakan Lan mengadakan pertemuan bilateral dan pertukaran dengan perwakilan dari berbagai negara dan organisasi termasuk Afrika Selatan, Komisi Eropa, Pakistan, Jerman, Korea Selatan, Indonesia, Inggris, Jepang, dan Bank Dunia.
Pertemuan tersebut terutama untuk membahas situasi ekonomi makro, isu-isu utama saluran fiskal G20, dan kerja sama bilateral, demikian bunyi pernyataan tersebut. (end/Reuters)