21229557
IQPlus, (1/8) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, berhasil mencatatkan kinerja operasional yang solid sepanjang Semester I 2025. Di tengah tantangan pasar global yang cukup signifikan, Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan volume produksi, penjualan, dan angkutan batu bara dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sepanjang Januari hingga Juni 2025, volume produksi batu bara PTBA mencapai 21,73 juta ton, meningkat 16 persen dari 18,76 juta ton pada Semester I 2024. Volume penjualan juga mengalami kenaikan sebesar 8 persen menjadi 21,62 juta ton dari 20,05 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Komposisi penjualan tersebut terdiri dari 54 persen untuk pasar domestik dan 46 persen untuk ekspor. Meskipun terjadi penurunan permintaan dari pasar ekspor utama seperti Tiongkok, PTBA tetap berhasil menjaga kinerja penjualan dengan memperluas jangkauan ekspor ke negara-negara seperti Bangladesh, India, Vietnam, Filipina, dan Thailand.
Sejalan dengan peningkatan produksi dan penjualan, volume angkutan batu bara turut meningkat sebesar 9 persen menjadi 19,27 juta ton dari sebelumnya 17,70 juta ton. Peningkatan ini didukung oleh optimalisasi rantai pasok dan efisiensi di sektor logistik yang terus diperkuat.
Peningkatan aktivitas operasional tersebut berkontribusi terhadap pendapatan konsolidasi PTBA yang tercatat sebesar Rp20,45 triliun, naik 4 persen dibandingkan Rp19,64 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Total aset perusahaan juga mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen, dari Rp41,79 triliun per 31 Desember 2024 menjadi Rp42,68 triliun per 30 Juni 2025.
PTBA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 833,05 miliar dengan EBITDA sebesar Rp2,20 triliun.
Tekanan harga batu bara global menjadi salah satu tantangan utama pada paruh pertama 2025. Indeks harga ICI-3 tercatat mengalami koreksi sebesar 14 persen secara tahunan, dari USD 75,89 menjadi USD 65,15 per ton, sedangkan indeks Newcastle turun 22 persen, dari USD 130,66 menjadi USD 102,51 per ton.
Menghadapi kondisi tersebut, PTBA menerapkan strategi pemasaran yang adaptif, diversifikasi pasar, serta pengelolaan portofolio pelanggan yang beragam. Perseroan membukukan rata-rata harga jual sebesar Rp 930 ribu per ton, turun 4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, biaya operasional turut mengalami tekanan seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yang rata-rata mencapai Rp14.666 per liter atau meningkat 7 persen dibandingkan Rp13.682 per liter pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan konsumsi BBM juga sejalan dengan bertambahnya volume produksi dan jarak angkut batu bara.
"PTBA secara konsisten melakukan penguatan operasional. Kendati kondisi pasar global cukup menantang, Perseroan tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja. Ke depan, Perseroan akan terus mendorong efisiensi biaya, meningkatkan kinerja aset, serta memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan," ujar Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra.
Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi dan target Net Zero Emission 2060,PTBA terus memperluas portofolio bisnis di sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Inisiatif ini selaras dengan visi Perseroan menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli terhadap lingkungan.
Pada 17 Juni 2025, PTBA melalui anak usaha PT Bukit Energi Investama (BEI), resmi mengoperasikan PLTS Timah Industri berkapasitas 303,1 kWp di Kawasan Industri Cilegon. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara BEI (investor), PT Krakatau Chandra Energy (pengelola kawasan dan kontraktor EPC), dan PT Timah Industri (pengguna energi).
Dengan beroperasinya PLTS tersebut, total kapasitas terpasang PLTS PTBA kini mencapai 1 megawatt-peak (MWp), sebagai bagian dari langkah nyata menuju bisnis yang rendah karbon dan berkelanjutan.
Pengakuan atas Tata Kelola Perusahaan
Komitmen PTBA terhadap keberlanjutan dan tata kelola yang baik juga memperoleh pengakuan di tingkat regional. Pada ajang ASEAN Corporate Governance Conference & Awards (ASEAN CGCA) 2025 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, PTBA meraih predikat ASEAN Asset Class Public Listed Company.
"Dengan kinerja Semester I yang positif, PTBA optimistis menghadapi paruh kedua 2025 melalui strategi berkelanjutan yang berfokus pada efisiensi, ekspansi pasar, dan tata kelola unggul," tutup Niko. (end)