WAMENDAG DORONG UMKM KEDIRI KEMBANGKAN PRODUK BERNILAI TINGGI

  • Info Pasar & Berita
  • 18 Jul 2025

19840837

IQPlus, (18/7) - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menyebutkan sebuah paradigma baru yang harus diadopsi pelaku usaha. Hal ini berkaitan dengan bagaimana produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal tidak berhenti sebagai produk sederhana, tetapi dapat menjadi produk bernilai tambah lebih tinggi.

Wamendag Roro menyampaikan hal tersebut dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Nite Carnival yang digelar di Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (17/7). Turut hadir Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam, Direktur Sarana Perdagangandan Logistik Kemendag Sri Sugy Atmanto, serta Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Ari Satria.

"Produk seperti tenun ikat, batik, kerajinan kayu, dan anyaman bukan hanya sebagai barang dagangan, tetapi juga menjadi platform, yaitu titik permulaan untuk pengembangan inovasi dan desain kontemporer, pengembangan wisata, hingga sebagai komoditas ekspor," jelas Wamendag Roro.

Lebih lanjut, Wamendag Roro mengatakan bahwa perdagangan merupakan motor penggerak utama perekonomian kota. Lebih dari sekadar aktivitas jual beli, perdagangan membuka peluang usaha seluas-luasnya bagi warga, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan ekonomi lokal.

Menurut Wamendag Roro, di sinilah peran pemerintah kota bersama APEKSI menjadi sangat penting, yaitu mendorong promosi lintas kota serta menggiatkan festival UMKM dan harmonisasi kebijakan daerah.

Hal ini ditujukan agar produk lokal dapat beredar lebih mudah menembus batas-batas antarkota dan antarprovinsi. Kolaborasi antarkota yang difasilitasi APEKSI bukan hanya memperkuat perdagangan daerah, tetapi juga mendorong pemerataan pembangunan dan inovasi, serta menciptakan ekosistem usaha yang saling mendukung.Wamendag Roro meyakini, Indonesia mempunyai warisan budaya luar biasa sebagai bangsa yang besar. Hal ini menjadi tugas bersama kita untuk menjadikan warisan ini senagai sumber ekonomi kreatif, lapangan kerja, dan kebanggaan nasional.

"Sebagai contoh sederhana, di Kementerian Perdagangan, kami menjalankan gerakan GASPOL atau Gerakan Kamis Pakai Lokal. Setiap Kamis, seluruh pegawai dianjurkan memakai produk lokal, mulai dari pakaian, aksesori, hingga tas dan sepatu," jelas Wamendag Roro. (end)



Kembali ke Blog