17136857
IQPlus, (20/6) - Vietnam menyambut kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal itu dengan menggarisbawahi hubungan Vietnam yang telah terjalin selama puluhan tahun dengan Moskow di tengah kritik Amerika Serikat (AS) atas invasi Kremlin ke Ukraina.
Putin tiba di Hanoi pada Kamis, 20 Juni, dari Korea Utara, di mana ia menandatangani kemitraan strategis komprehensif dengan Kim Jong Un yang berjanji untuk tanpa syarat mendukung Rusia dalam perang tersebut.
"Kunjungan ini menunjukkan bahwa Vietnam secara aktif menerapkan kebijakan luar negerinya dengan semangat kemerdekaan, kemandirian, diversifikasi, dan multilateralisme," demikian pernyataan di situs web Pemerintah Vietnam, dikutip dari The Business Times, Kamis, 20 Juni 2024.
Vietnam dan Rusia memiliki hubungan sejak beberapa dekade yang lalu dengan Uni Soviet. Hanoi menepis kritik Barat atas undangannya kepada Putin, yang terakhir kali mengunjungi Vietnam pada 2017 ketika menjadi tuan rumah KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik.
Kedutaan Besar AS di Hanoi mengatakan: .Tidak ada negara yang boleh memberikan platform kepada Putin untuk mempromosikan perang agresinya dan membiarkan dia menormalkan kekejamannya.
Presiden Rusia diperkirakan berpartisipasi dalam upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh dan bertemu dengan para pejabat termasuk Ketua Partai Komunis Nguyen Phu Trong, Perdana Menteri Pham Minh Chinh, dan Presiden To Lam, menurut Kementerian Luar Negeri Vietnam.
Negara Asia Tenggara ini telah lama bergantung pada Rusia untuk persenjataan, termasuk pesawat terbang dan kapal selam. Namun, sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Vietnam menahan diri dari pengadaan senjata Rusia karena kekhawatiran atas sanksi Barat, kata Carl Thayer, profesor emeritus di Universitas New South Wales di Australia. (end/ba)