1756787445890158
IQPlus, (2/9) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mempertegas perannya tak hanya sebagai operator penyeberangan, tetapi juga katalis pembangunan daerah dan penggerak ekonomi baru.
Melalui transformasi kawasan pelabuhan menjadi destinasi wisata terpadu berbasis waterfront, ASDP menghadirkan wajah baru pariwisata Indonesia yang modern, inklusif, sekaligus menciptakan ribuan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menegaskan bahwa pengembangan kawasan marina waterfront merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan nilai tambah aset perusahaan.
"Pelabuhan kini bukan sekadar gerbang logistik, tetapi juga pintu pengalaman pertama wisatawan. Kami ingin kawasan waterfront menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru sekaligus kebanggaan masyarakat daerah," ujarnya.
Salah satu ikon transformasi ini adalah Bakauheni Harbour City (BHC) di Lampung Selatan, yang berdiri di atas lahan seluas 160 hektare.
Tak lagi hanya dikenal sebagai simpul transportasi utama saat arus mudik, BHC kini bertransformasi menjadi destinasi wisata maritim modern.
Berbagai fasilitas publik terus dikembangkan, mulai dari Siger Market sebagai etalase UMKM lokal, galeri seni, hingga amphitheater berkapasitas 10.000 orang untuk konser dan acara berskala nasional.
Tak hanya di Lampung, ASDP melalui anak usahanya, PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO), juga mengembangkan Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
Kawasan ini terintegrasi dengan Hotel Meruorah Komodo, Plaza Marina, dan Landmark Phinisi, menjadikannya ikon baru pariwisata super prioritas sekaligus tuan rumah berbagai ajang internasional bergengsi, seperti KTT ASEAN, AMMTC 2023, hingga rangkaian acara pendukung G20.
Direktur Utama IFPRO, Ferry Snyders, menjelaskan bahwa pengembangan kawasan Labuan Bajo akan terus diperluas.
"Semua pengembangan ini kami rancang untuk menghadirkan kawasan terpadu kelas dunia, sejalan dengan visi pemerintah menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas," ungkapnya. (end)