20438555
IQPlus, (24/7) - Baht Thailand menguat ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun terakhir di tengah meningkatnya optimisme atas negosiasi perdagangan, kembalinya arus masuk saham asing, dan harga emas yang mendekati rekor tertinggi.
Mata uang lokal menguat 0,1 persen menjadi 32,12 per dolar AS pada Kamis (24 Juli), level terkuat sejak Februari 2022.
Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira mengatakan pada Selasa bahwa negaranya hampir mencapai kesepakatan dengan AS untuk menurunkan tarif impor 36 persen yang terancam atas barang-barangnya sebelum batas waktu 1 Agustus, dan mengharapkan tarif yang lebih mendekati negara-negara tetangga. Baht telah menguat hampir 7 persen tahun ini, memberikan tekanan pada otoritas untuk mengekang penguatannya guna melindungi pendorong ekonomi negara, yaitu pariwisata dan ekspor.
"Bank of Thailand akan terus mewaspadai volatilitas yang berlebihan," ujar Christopher Wong, ahli strategi valuta asing senior di OCBC Singapura. Penembusan level resistance di 32 hingga 32,1 baht per dolar AS dapat memberikan dorongan lebih bagi mata uang tersebut, ujarnya.
Cadangan devisa Thailand naik ke rekor US$263 miliar pada awal Juli, sebagian karena para pejabat meningkatkan intervensi mereka untuk memperlambat apresiasi baht.
Meredakan ketegangan antara dua mitra dagang terbesar Thailand, AS dan Tiongkok, juga meredakan kekhawatiran investor. Dana global telah menggelontorkan dana bersih sebesar US$345 juta ke dalam ekuitas Thailand pada bulan Juli, menuju arus masuk bulanan pertama dalam 10 bulan.
Pada hari Rabu saja, dana global mengalirkan US$139 juta ke saham, arus masuk harian terbesar dalam 10 bulan.
Baht juga didukung oleh harga emas yang mendekati rekor tertinggi, mengingat status negara tersebut sebagai pusat perdagangan utama logam mulia di Asia. (end/Bloomberg)