04060498
IQPlus, (10/2) - Director of the Global Indicators Group Bank Dunia Norman Loayza menyampaikan sektor swasta memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sebab, sektor ini berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja, investasi dan penerimaan negara.
"Sektor swasta sudah menjadi raksasa ekonomi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sektor ini mempekerjakan sekitar 90 persen orang. Sektor ini memproduksi dan berinvestasi sekitar tiga perempat dari total, dan memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan pemerintah, yaitu 80 persen," ujar Norman dalam acara The Business Environment in Indonesia: Exploring the Worldbank's Business Ready Report di Jakarta, Senin.
Agar sektor ini dapat berkembang secara optimal, Norman menilai diperlukan lingkungan bisnis yang kondusif. Hal ini menjadi fokus utama dalam laporan perdana Business Ready atau B-Ready yang dirilis oleh Bank Dunia.
Sebagaimana diketahui, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen (yoy) dengan capaian kumulatif sebesar 5,03 persen (ctc).
Norman menegaskan bahwa tidak ada negara yang mampu berkembang tanpa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Saat ini, sektor swasta di Indonesia telah menjadi kekuatan ekonomi yang besar.
Namun, menurut Norman, banyak negara, termasuk Indonesia, masih menghadapi tantangan dalam memastikan sektor swasta tetap dinamis dan inovatif.
Agar sektor swasta dapat tumbuh lebih kuat, diperlukan perbaikan dalam lingkungan bisnis, yang mencakup penghapusan hambatan birokrasi dan penciptaan kebijakan yang mendukung.
Laporan B-Ready menggarisbawahi bahwa ekonomi yang memiliki lingkungan bisnis tidak kondusif cenderung stagnan, sementara ekonomi yang mendukung sektor swasta dapat berkembang lebih maju.
Dalam laporan ini, terdapat sepuluh indikator utama yang menentukan kesiapan bisnis suatu negara, mulai dari kemudahan mendirikan usaha, akses terhadap layanan utilitas, hingga regulasi perpajakan dan penyelesaian sengketa komersial.
Ketiga pilar utama dalam pengukuran ini meliputi, yang pertama, kerangka regulasi - mencakup peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan selama siklus hidupnya.
Kedua, layanan publik - mencakup infrastruktur dan layanan yang mendukung kepatuhan terhadap regulasi. Ketiga, efisiensi operasional - menilai sejauh mana regulasi dan layanan publik mempermudah kegiatan bisnis. (end/ant)