33849179
IQPlus, (4/12) - Bank Indonesia menyatakan siap melakukan intervensi di pasar mata uang untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang melemah hingga mendekati level psikologis 16.000 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) akan selalu berada di pasar untuk menjaga kepercayaan pasar, kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Edi Susianto pada Rabu (4/12). Permintaan dolar AS yang berasal dari perusahaan milik negara telah menurun, yang dapat meredakan tekanan pada mata uang tersebut, katanya.
Bank Indonesia, yang melakukan intervensi bulan lalu untuk mendukung nilai tukar rupiah, sebelumnya mengatakan level fundamental mata uang tersebut lebih kuat dari 16.000 per dolar AS. Para pembuat kebijakan Asia waspada karena kebangkitan dolar AS pada kuartal ini telah memukul mata uang regional, dengan nilai tukar rupiah ditetapkan untuk merosot 5 persen dalam periode tersebut.
"Pihak berwenang tampaknya berusaha mencegah volatilitas rupiah yang berlebihan mengingat lingkungan global yang kurang bersahabat," kata Alan Lau, ahli strategi valuta asing di Malayan Banking di Singapura.
"Pelemahan musiman dolar AS pada bulan Desember mungkin lebih terbatas tahun ini, mengingat kecemasan investor terhadap lingkungan makro dan dapat berisiko terus menekan valuta asing Asia." Arus keluar juga menambah tekanan pada rupiah, dengan investor menarik sekitar US$1,7 miliar dari pasar saham Indonesia kuartal ini.
Rupiah yang lemah kemungkinan akan membuat BI menahan diri pada pertemuan Desember meskipun inflasi tetap berada dalam kisaran target bank sentral. Gubernur Perry Warjiyo minggu lalu menegaskan kembali fokus tetap pada menjaga rupiah tetap stabil. (end/Bloomberg)