BANK JAGO AJUKAN KONSEP RESPONSIBLE LENDING DI PROGRAM SDGI 2024

  • Info Pasar & Berita
  • 15 Agt 2024

22727716

IQPlus, (15/8) - PT Bank Jago Tbk terpilih sebagai salah satu tim inovator muda terbaik dalam program SDG Innovation Accelerator for Young Professionals (SDGI) 2024 dengan mengajukan konsep inovasi produk pembiayaan yang bertanggung jawab (responsible lending).

Head of Sustainability & Digital Lending Bank Jago Andy Djiwandono mengatakan, konsep pembiayaan yang bertanggung jawab tersebut mengacu pada Principles of Responsible Banking (PRB) dari PBB. PRB ini, jelas dia, menawarkan framework yang jelas mengenai inklusi keuangan dan kesehatan keuangan.

"Kami ingin nasabah semakin maju karena mereka bisa mendapatkan akses ke pinjaman yang bertanggung jawab sekaligus bisa membantu meningkatkan kesehatan keuangan mereka. Sehingga kita sama-sama maju, kami maju, mereka maju," kata Andy di Jakarta, Rabu.

Menurut Andy, ide awal rancangan konsep pembiayaan bertanggung jawab muncul dari kepedulian Bank Jago terhadap isu-isu Sustainable Development Goals (SDGs), terutama terkait cara meningkatkan kesehatan finansial masyarakat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Konsep responsible lending ini sejalan dengan aspirasi Bank Jago untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan," kata dia.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) di industri peer to peer (P2P) lending naik dari posisi 2,29 persen pada Desember 2021 menjadi 2,78 persen pada Desember 2022 dan kemudian naik lagi menjadi 2,93 persen pada Desember 2023.

Consumer Business Value Proposition Manager Bank Jago Muhammad Pandu memandang, kenaikan TWP90 industri P2P lending mengindikasikan maraknya kehadiran pinjaman online (pinjol) namun tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat untuk mengatur keuangan dan mengembalikan pinjaman yang sepadan.

Beberapa pinjol, ujar Pandu, bahkan menawarkan bunga pinjaman yang tinggi, limit pinjaman di atas yang sebenarnya dibutuhkan oleh peminjam, hingga biaya yang tidak transparan atau membingungkan peminjam seperti adanya biaya admin yang disembunyikan.

"Ketidaktransparansian atau tawaran-tawaran yang tidak menguntungkan untuk peminjam ini menjadi opportunity bagi kami. Di sinilah Bank Jago memiliki opportunity dan kewajiban untuk menawarkan sesuatu yang benar-benar bisa membantu orang untuk mengembalikan pinjaman mereka dan dampak long termn-ya dapat meningkatkan kesehatan finansial mereka," kata Pandu. (end/ant)




Kembali ke Blog