29159113
IQPlus, (19/10) - Bank sentral Korea Selatan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga atau tidak mengubahnya pada Kamis waktu setempat. Selain itu, mempertahankan bias pengetatan kebijakan moneter karena memperingatkan risiko inflasi akibat konflik Israel-Hamas dan harga minyak global.
Mengutip Channel News Asia, Kamis, 19 Oktober 2023, Bank of Korea (BOK) mengatakan bahwa tekanan harga akan terus berlanjut dan inflasi konsumen mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tingkat targetnya dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.
"Ketidakpastian meningkat terhadap pertumbuhan ekonomi global dan inflasi dibandingkan dengan pertemuan terakhir pada Agustus mengenai prospek pengetatan kebijakan yang berlangsung lebih lama di negara-negara besar dan konflik Israel-Hamas," kata BOK.
Bank sentral menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan sikap kebijakan yang membatasi untuk jangka waktu yang cukup lama dengan penekanan pada stabilitas harga. Sebanyak tujuh anggota dewan kebijakan moneter bank sentral dengan suara bulat memilih mempertahankan suku bunga dasar pada 3,50 persen.
Gubernur BOK Rhee Chang-yong mengatakan pada konferensi pers bahwa salah satu anggota dewan berusaha untuk membiarkan pintu tetap terbuka guna menyesuaikan tingkat kebijakan, karena risiko terhadap pertumbuhan tetap tinggi.
"Melihat komentar yang dibuat oleh anggota dewan hari ini, ada yang mengatakan (BOK) harus tetap fleksibel untuk memangkas (suku bunga) karena ada risiko naik dan turun terhadap pertumbuhan. Sementara yang lain mengatakan pengendalian inflasi harus menjadi prioritas kami dalam mengelola ekspektasi inflasi dan mengendalikan inflasi lebih penting," tutup Rhee. (end/ba)