BANK SENTRAL SINGAPURA DIPREDIKSI PERTAHANKAN SUKU BUNGA DI JANUARI

  • Info Pasar & Berita
  • 24 Jan 2024

02336660

IQPlus, (24/1) - Data Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) menyebutkan ekonom terus memperkirakan MAS akan mempertahankan pengaturan kebijakan moneternya pada tinjauan Januari. Bahkan ketika inflasi di Desember 2023 lebih tinggi dari perkiraan.

Mengutip The Business Times, Rabu, 24 Januari 2024, bank sentral akan merilis pernyataan kebijakan moneter pertama dari jadwal triwulanan barunya pada 29 Januari. Inflasi umum pada 2023 adalah 4,8 persen secara tahun ke tahun, dibandingkan dengan perkiraan MAS dan MTI yang sekitar lima persen.

Inflasi inti setahun penuh .tidak termasuk akomodasi dan transportasi pribadi. sebesar 4,2 persen sedikit di atas perkiraan resmi sekitar empat persen. Inflasi umum pada 2022 rata-rata sebesar 6,1 persen, sedangkan inflasi inti sebesar 4,1 persen.

Hal ini terjadi karena inflasi Desember .sebesar 3,3 persen untuk inflasi inti, dan 3,7 persen untuk inflasi umum. meningkat pesat dan melampaui perkiraan median para ekonom. Inflasi inti lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,2 persen, perkiraan median ekonom Bloomberg tiga persen, dan MAS memperkirakan kisaran akhir 2023 sebesar 2,5-3 persen.

Ekonom DBS Chua Han Teng mengatakan kenaikan ini terutama disebabkan oleh inflasi jasa yang lebih tinggi pada Desember .yang tertinggi sejak pertengahan 2023. .Kenaikan harga jasa yang lebih cepat didorong oleh peningkatan inflasi terkait perjalanan, kemungkinan besar karena dukungan permintaan perjalanan di akhir tahun," tuturnya.

Ekonom Maybank Chua Hak Bin dan Brian Lee menambahkan bahwa kenaikan harga lebih lanjut mungkin terjadi karena kenaikan tarif bus dan kereta api sebesar S$0,10 hingga S$0,11 per perjalanan untuk penumpang dewasa yang dimulai pada 23 Desember 2023.

Inflasi umum pada Desember lebih tinggi dibandingkan dengan angka November yang sebesar 3,6 persen dan perkiraan median Bloomberg sebesar 3,5 persen, yang mencerminkan peningkatan tajam dalam biaya transportasi swasta. Hal itu karena kenaikan harga mobil dan bahan bakar yang lebih besar di samping kenaikan inflasi jasa. (end/ba)

Kembali ke Blog