14941258
IQPlus, (29/5) - Bank sentral Sri Lanka mempertahankan suku bunga atau tetap stabil untuk memastikan tekanan inflasi tetap terkendali. Hal itu karena pihak berwenang berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan menyusul krisis keuangan terburuk yang dialami negara Asia Selatan ini dalam beberapa dekade terakhir.
Mengutip Channel News Asia, Rabu, 29 Mei 2024, Central Bank of Sri Lanka (CBSL) mempertahankan Suku Bunga Standing Deposit Facility pada 8,50 persen dan Suku Bunga Standing Lending Facility pada 9,50 persen.
Keputusan tersebut mengejutkan sebagian pasar karena delapan dari 15 ekonom dan analis yang disurvei oleh Reuters memproyeksikan suku bunga akan diturunkan sebesar 50 basis poin.
Tingkat inflasi tahunan utama Sri Lanka berada pada angka 1,5 persen pada April, turun dari 6,4 persen pada awal tahun ini, dan harga-harga tampak tertahan dengan baik, kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.
"Data yang masuk menunjukkan bahwa inflasi umum kemungkinan berada di bawah tingkat yang ditargetkan sebesar lima persen dalam beberapa bulan mendatang karena dampak gabungan dari penyesuaian harga yang diatur pemerintah dan penurunan harga pangan, meskipun beberapa risiko kenaikan masih ada," kata bank sentral.
CBSL menurunkan suku bunga sebesar 50 bps pada Maret karena melanjutkan siklus pelonggaran yang telah mengalami penurunan suku bunga sebesar 700 bps sejak Juni, sebagian membalikkan kenaikan sebesar 1.050 bps yang dilakukan sejak April 2022 ketika perekonomian terjerumus ke dalam krisis. (end/ba)