05557318
IQPlus, (25/2) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menilai pelonggaran insentif Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar lima persen dapat menggenjot sektor pariwisata di Bali karena perbankan memiliki tambahan likuiditas dalam penyaluran kredit.
"Kami dorong sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi potensial di daerah," kata Kepala Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja di sela forum Balinomics di Denpasar, Bali, Selasa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, sektor pariwisata menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2024 yakni penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 21,75 persen dari sisi produksi.
Sedangkan dari sisi belanja, konsumsi rumah tangga memegang kontribusi terbesar mencapai 51,54 persen.
Tingginya peranan sektor pariwisata dapat menjadi peluang besar kepada perbankan untuk menyalurkan kredit kepada debitur termasuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bali.
Ia mencatat pertumbuhan penyaluran kredit secara nasional mencapai 10,27 persen dan khusus di Bali mencapai 8,9 persen pada akhir 2024 yang lebih tinggi dari 2013 sebesar 6,11 persen.
Ada pun realisasi kredit berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat selama 2024, perbankan di Bali menyalurkan kredit sebesar Rp112,3 triliun atau naik dibandingkan 2023 mencapai Rp105,1 triliun.
Sebelumnya, BI menaikkan insentif GWM dari awalnya empat persen menjadi lima persen dari total dana pihak ketiga (DPK).
Pemberian insentif itu diberikan apabila perbankan menyalurkan kredit kepada sektor tertentu yang banyak menyerap tenaga kerja atau padat karya. (end/ant)