19031243
IQPlus, (10/7) - Bank of Japan kemungkinan akan menunda kenaikan suku bunga lagi setidaknya hingga Maret mendatang untuk menilai dampak tarif AS terhadap perekonomian, ujar mantan pembuat kebijakan bank sentral Makoto Sakurai pada hari Rabu.
Presiden AS Donald Trump pada hari Senin meningkatkan perang dagangnya dengan memberi tahu 14 negara, termasuk Jepang, bahwa mereka kini menghadapi tarif yang lebih tinggi dengan batas waktu baru 1 Agustus.
Dampak terhadap ekspor dan kurangnya kemajuan dalam negosiasi perdagangan Jepang dengan Washington kemungkinan akan memaksa BOJ untuk menurunkan proyeksi pertumbuhannya dalam proyeksi triwulanan baru yang akan dirilis pada 31 Juli, kata Sakurai, yang masih berhubungan erat dengan para pembuat kebijakan yang sedang menjabat.
Bank sentral juga akan menunda kenaikan suku bunga hingga dapat memastikan apakah perusahaan akan terus meningkatkan upah dan belanja modal, ujarnya.
Di antara faktor-faktor kunci yang akan diteliti BOJ termasuk survei sentimen bisnis "tankan" yang akan dirilis awal Oktober, dan sinyal dari perusahaan mengenai prospek upah tahun depan yang akan dirilis sekitar September hingga Oktober, ujar Sakurai kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
"Kondisi yang memungkinkan BOJ untuk menaikkan suku bunga tahun ini runtuh akibat pengumuman terbaru Trump," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Jepang kemungkinan akan kesulitan mendapatkan pengecualian dari tarif mobil AS.
"BOJ mungkin ingin menaikkan suku bunga lebih lanjut. Namun mengingat kondisi ekonomi yang sulit, paling cepat BOJ dapat melanjutkan kenaikan suku bunga adalah Maret," ujarnya.
Waktunya bisa diundur lebih lanjut hingga tahun fiskal 2026, yang dimulai April tahun depan, jika tarif Trump benar-benar memukul keuntungan perusahaan, ujarnya.
BOJ mengakhiri stimulus besar-besaran selama satu dekade tahun lalu dan menaikkan suku bunga menjadi 0,5 persen pada Januari dengan pandangan bahwa Jepang berada di ambang pencapaian target inflasi 2 persen secara berkelanjutan. (end/Reuters)