13102813
IQPlus, (2/8) - Pembuat kebijakan Bank of Japan (BoJ) memperdebatkan kemungkinan terjadinya perlambatan ekonomi global, termasuk resesi di Amerika Serikat (AS) yang disebabkan oleh pengetatan moneter agresif Federal Reserve. Hal itu terungkap dalam ringkasan pendapat bank sentral Jepang pada pertemuan kebijakan Juli.
Sementara banyak anggota dewan memproyeksikan ekonomi Jepang akan terus pulih, tetapi beberapa melihat munculnya risiko seperti lonjakan baru dalam kasus infeksi covid-19 dan ketidakpastian atas prospek global. Risiko itu patut diwaspadai agar tidak berdampak negatif lebih dalam terhadap upaya pemulihan ekonomi.
"Pengetatan moneter oleh bank sentral luar negeri dan kekurangan semikonduktor yang berkepanjangan adalah salah satu faktor yang membebani ekonomi global," kata salah satu anggota, dilansir dari The Business Times, Selasa, 2 Agustus 2022.
"Seiring dengan pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral Eropa dan AS, kita harus mewaspadai risiko yang dapat memengaruhi ekonomi Jepang termasuk kemungkinan ekonomi AS jatuh ke dalam resesi," kata anggota lain.
Kekhawatiran resesi AS mulai muncul sebagai bahan pembicaraan di antara pembuat kebijakan Jepang sebagai risiko nyata yang dapat memengaruhi keputusan kebijakan mereka. Pada pertemuan Juli, BoJ mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar untuk mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh.
Langkah itu kontras dengan banyak bank sentral lainnya yang menaikkan suku bunga untuk memerangi lonjakan inflasi.
"Risiko terhadap prospek ekonomi Jepang condong ke sisi bawah, terutama mengenai kebangkitan covid-19 di dalam dan luar negeri, kendala sisi pasokan yang berkepanjangan, dan penurunan harga aset yang mencerminkan pengetatan moneter di negara-negara ekonomi utama," kata salah satu anggota dewan dalam ringkasan.
Sedangkan The Fed sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Sementara itu, ekonomi AS menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut yang memperkuat perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah negara itu, atau akan segera, dalam resesi. (end/ba)