11831671
IQPlus, (29/4) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) siap menyalurkan pembiayaan 30.000 unit rumah subsidi dalam mendukung Program Rumah untuk Tenaga Kesehatan (Nakes) Indonesia.
Program perumahan subsidi ini diluncurkan secara serentak pada Senin (28/4) di delapan provinsi, yakni Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Papua.
Penyiapan 30.000 unit rumah subsidi khusus untuk segmen perawat, bidan, dan tenaga kesehatan tersebut merupakan kolaborasi Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meningkatkan kesejahteraan nakes, didukung oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dan BTN sebagai bank penyalur KPR Subsidi terbesar di Indonesia.
Acara peluncuran di Kendal, Jawa Tengah, dihadiri oleh Menteri PKP Maruarar Sirait, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPS diwakili oleh Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat Ahmad Avenzora, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, Direktur Utama PT Dwihana Delta Megah Levy Purnama dan para pengembang di Jawa Tengah, serta Direktur Consumer Banking BTN Hirwandi Gafar.
Pada kesempatan itu, Menteri PKP Maruarar Sirait mengatakan program rumah untuk nakes dapat terlaksana berkat kerja sama berbagai institusi, yakni Kementerian PKP, Kementerian BUMN, Kemenkes, BTN, BP Tapera, serta Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Kendal.
Sebelumnya Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), serta didukung oleh Bank Tabungan Negara (BTN) dan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) membuka skema bantuan kepemilikan rumah bagi berbagai kelompok pekerja, termasuk awak media.
Deputi Bidang Pemanfaatan Dana Tapera Sid Herdikusuma dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan hal ini sejalan dengan tantangan yang hadir di tengah keinginan masyarakat untuk memiliki rumah.
"Harga rumah tidak akan pernah turun. Maka, waktu terbaik untuk membeli rumah adalah sekarang. Semakin ditunda, semakin jauh dari jangkauan," ujar Sid Herdikusuma.
Selain lonjakan harga properti, tantangan lainnya adalah kemampuan masyarakat dalam menyiapkan uang muka (down payment/DP) serta menghadapi suku bunga KPR yang tinggi dan fluktuatif. Dalam konteks ini, menurut Sid, kehadiran pemerintah sangat vital. (end/ant)