33942018
IQPlus, (6/12) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong Komunitas Kelapa Internasional (International Coconut Community/ICC) terus mengembangkan industri kelapa yang berkelanjutan dan bernilai tambah sebagai salah satu kunci meningkatkan kesejahteraan petani. Hal inidisampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat membuka Sesi Tahunan ke-59/Pertemuan Tingkat Menteri Komunitas Kelapa Internasional (International Coconut Community/ICC) yang akan digelardi Bandar Lampung, Selasa, (5/12).
Upacara pembukaan dihadiri oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Plt.Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto,Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, dan Direktur Eksekutif (DE) ICC Jelfina C. Alouw.
Dalam sambutannya, Mendag Zulkifli Hasan berharap pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 5--7Desember 2023 tersebut tidak hanya menjadi forum pertukaran data dan informasi tahunan, tetapi juga dapat memberikan masukan strategis bagi inovasi dan pengembangan sektor perkelapaan.
"Pertemuan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang inovatif dan aplikatif untuk meningkatkan permintaan produk kelapa dan turunannya di tingkat global,"kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan juga menyoroti tantangan komoditas kelapa di pasar global. Hal ini mencakup fluktuasi harga kelapa, penurunan produktivitas tanaman kelapa, gangguan rantai pasok, dan kampanye negatif terhadap produk minyak kelapa.
"Oleh karena itu, kami memintaICC untuk menyusun strategipeningkatan harga kelapa dalammencapai sektor perkelapaan berkelanjutan, termasuk perbaikan menyeluruh baik di tingkat hulu maupun hilir untuk meningkatkan kesejahteraan petani,.usul Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan berpesan kepadaanggota ICC dan seluruh pemangku kepentingan industri kelapa untukmeningkatkan kolaborasi. Menurutnya kunci kemajuan sektor kelapaadalah kolaborasi.
"ICC dan seluruh negara anggota perlumemperkuat sinergi dengan seluruh pemangku kepentinganuntuk mendukung penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan, transfer teknologi, dan implementasi program sektor kelapa berkelanjutan,"pungkas Mendag.
Sementara itu, Gubernur Arinal mengatakan kelapa merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi Lampung. Saat ini total produksi kelapadi Provinsi Lampung mencapai 78.571 ton pada tahun 2022 dengan luas lahan 89.673 hektar. Berbagai produk kelapa didistribusikan kepasar dalam negeri dan diekspor ke berbagai negara, terutama Amerika, Tiongkok, Belanda, Jepang, dan Australia. Produk kelapa yang diekspor dariProvinsi Lampung antara lain santan, karbon aktif, briket, sabut kelapa, kopra, nata de coco, minyak kelapa, kelapa utuh, dan nipah.(end)