54141748
IQPlus, (12/9) - PT Pertamina (Persero) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membuka peluang potensi pasar yang besar melalui kegiatan business matching rantai pasok pelaku UMKM ekonomi kreatif dan industri pariwisata dalam Integrated Industry and Investment (3i) di Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang dinilai sukses dengan meraih potensi transaksi sebesar Rp2,5 Miliar, pada Jumat 9 September 2022.
Dalam siaran pers Pertamina (11/9) disebutkan bahwa Komitmen kesepakatan ini melanjutkan kesuksesan penyelenggaraan kegiatan serupa di DPSP Mandalika (29/1/22), dan di DPSP Borobudur (6/6/22) sebagai bagian dari upaya perkuatan rantai pasok sektor pariwisata yang mempertemukan sektor perhotelan dengan UMKM. Di kedua DPSP sebelumnya telah terealisasi transaksi sebesar Rp2,2 miliar untuk Mandalika dan sebesar Rp2,89 miliar di Borobudur, dan hingga saat ini permintaan terus bertambah seiring dengan adanya purchase order baru produk UMKM dari beberapa hotel.
Di Labuan Bajo, business matching diikuti oleh sekitar 70 UMKM dan 20 hotel. Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, business matching kali ini diintegrasikan dengan beberapa kegiatan lain, yaitu coaching clinic, sosialisasi SNI, penyusunan pedoman pelaksanaan standar usaha berbasis risiko, pengurusan dan penyerahan Nomor Induk Berusaha, SNI CHSE serta aksesibilitas terhadap sumber pendanaan melalui Kredit Usaha Rakyat yang diberi tajuk Integrated, Industry dan Investment (3i).
Hadir dalam acara ini anggota DPR RI komisi X, Andreas Hugo Pareira, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Hengky Manurung, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf/Baparekraf, Anggara Hayun Anujuprana, serta Manager SMEPP PT Pertamina (Persero), Rudi Ariffianto.
Dalam sambutannya, Henky Manurung, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , mengatakan bahwa meski UMKM mengalami keterpurukkan akibat dari pandemi Covid-19, tetapi , dengan memanfaatkan peluang yang ada serta terus melakukan inovasi, UMKM kembali bisa bangkit. Saat ini Kemenparekraf mengoptimalkan program bagi UMKM melalui kegiatan Integrated, Industry dan Investment (3i). (end)